Senin 10 Jun 2024 10:06 WIB

Kios Pangan, Upaya NFA Jaga Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan

Kios Pangan memudahkan aksesibilitas pangan yang terjangkau bagi masyarakat.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Gita Amanda
Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) terus membangun sinergi demi stabilisasi pasokan dan harga pangan. (ilustrasi)
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) terus membangun sinergi demi stabilisasi pasokan dan harga pangan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) terus membangun sinergi demi stabilisasi pasokan dan harga pangan. Ini dalam kerangka menjaga inflasi, khususnya inflasi pangan, agar tetap terkendali. Salah satu terobosan yang NFA lakukan adalah dengan membangun Kios Pangan di berbagai daerah. 

Direktur Stabilisasi Pasokan Harga Pangan NFA, Maino Dwi Hartono, mengatakan NFA memiliki banyak program demi stabilisasi harga pangan. Ia merincikan ada gerakan pangan murah atau operasi pasar, bantuan pangan, fasilitasi distribusi pangan, dan yang terakhir kios pangan. Menurutnya, keberadaan Kios Pangan ini sebagai bentuk kehadiran pemerintah dalam memberikan kemudahan aksesibilitas pangan yang terjangkau bagi masyarakat. 

Baca Juga

"Pemerintah harus hadir, baik pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk menyediakan berbagai bahan pangan dengan harga yang lebih murah dan terjangkau, antara lain melalui outlet Kios Pangan," kata Dwi Hartono di Malang, dalam siaran pers, Senin (10/6/2024)

Ia menerangkan, harga lebih murah dan terjangkau karena di suplai oleh produsen. Baik itu BUMN pangan seperti Perum BULOG dan ID FOOD, BUMN pangan, petani, peternak, dan pelaku pangan lainnya. Harapannya agar masyarakat, terutama yang menengah ke bawah bisa mengakses bahan pangan dengan harga terjangkau. 

NFA mengapresiasi Kota Malang yang telah terlebih dahulu melaunching Kios Pangan dibandingkan daerah lainnya. Secara nasional, total Kios Pangan yang sudah ada sebanyak 83 outlet yang dikelola Dinas Pangan di 13 provinsi dan 69 kabupaten/kota. Plh. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Malang Dedy Prasetyo dalam kesempatan yang sama mengungkapkan dukungannya terhadap program Kios Pangan. 

"Kami dari Bank Indonesia menyambut baik progam ini karena kami yakin akan melengkapi strategi pengendalian inflasi yang sudah dijalankan selama ini, menambah senjata TPID dalam pengendalian inflasi khususnya inflasi pangan," ujar Dedy.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi terkendali di bulan Mei 2024 sebesar 2,84 persen (year on year). Angka ini menurun dari inflasi di bulan sebelumnya sebesar tiga persen. Sementara inflasi secara bulanan (month to month), mengalami deflasi pada Mei 2024 sebesar 0,03 persen.

Tingkat inflasi komponen harga bergejolak (volatile food) berkontribusi besar terhadap deflasi di angka 0,69 persen dengan andil deflasi sebesar 0,12 persen. Komoditas pangan yang dominan memberikan andil deflasi pada komponen jenis harga bergejolak antara lain beras, daging ayam ras, tomat, dan cabai rawit. 

Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi dalam keterangan terpisah mengatakan, upaya pengendalian inflasi yang dilakukan secara sinergis bersama kementerian/lembaga melalui berbagai langkah strategis stabilisasi pangan menjadi salah satu kunci terjaganya laju inflasi pada Mei 2024. Itu sesuai target pemerintah di 2,5 persen plus minus satu persen. 

"Komitmen bersama ini harus kita jaga terus. Dengan keberadaan Kios Pangan, kita sama-sama harapkan dapat menambah daya dorong pengendalian inflasi, karena keberadaannya akan menjadi penyeimbang pasar dan memengaruhi fluktuasi harga pangan," ujar Arief.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement