REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau ID FOOD Frans Marganda Tambunan mengatakan adanya kenaikan harga telur di pasaran akan diatasi dengan menggelar pasar murah.
"Untuk telur ayam ras memang ada isu mengalami kenaikan harga di pasaran. Oleh karena itu, bisa dilakukan pasar murah untuk mengatasi hal ini," ujarnya dalam kunjungan kerja spesifik Komisi IV DPR RI di Bandarlampung, Lampung, Kamis (7/3/2024).
Ia mengatakan pasar murah tersebut dilakukan untuk menjaga stabilitas harga telur di pasaran, terutama menjelang hari besar keagamaan nasional. "Kami siap melakukan kegiatan pasar murah ini terutama untuk telur, karena kami pun ikut berkontribusi dalam gerakan pasar murah yang dilakukan oleh Badan Pangan Nasional," katanya.
Ia juga mengatakan dalam pelaksanaan gerakan pasar murah tersebut telah disiapkan di sebanyak 300 titik di seluruh Indonesia. "Sudah ada 300 titik yang disiapkan untuk kegiatan gerakan pasar murah, salah satunya tentu ada di Provinsi Lampung. Harapannya ini bisa kembali menjaga kestabilan harga pangan," ucapnya.
Dia mengatakan selain telur ada kemungkinan pula dilakukan kegiatan pasar murah, dengan menambahkan komoditas daging ayam sebagai komoditas yang dijual karena ada kenaikan harga pula pada komoditas tersebut.
"Nanti selain telur, daging ayam juga akan jadi salah satu komoditas di pasar murah. Sebenarnya upaya membantu peternak ayam, serta telur mandiri ini tidak hanya saat harga naik. Ketika harga telur dan daging ayam murah, kami pun menjadi offtaker bagi mereka dengan membeli telur dan daging ayam sesuai harga yang ditetapkan pemerintah," tambahnya.
Di Pasar Rakyat Way Halim Kota Bandarlampung, harga telur ayam mencapai Rp 30 ribu-Rp 35 ribu per kilogram dari harga normal Rp 27 ribu per kilogram. Sedangkan, harga daging ayam dijual dengan harga Rp 32 ribu-Rp 35 ribu per satu ekor.