REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Bank Mandiri membuka peluang pembagian dividen interim tahun buku 2025, meski saat ini belum ada keputusan final. "Opsi ini selalu terbuka, namun saat ini belum ada rencana spesifik. Jika nantinya ada rencana, tentu akan kami komunikasikan sesuai tata kelola perusahaan yang baik," kata Direktur Finance & Strategy Bank Mandiri, Novita Widya Anggraini, dalam Paparan Publik Laporan Keuangan Kuartal II 2025 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yang digelar secara daring, Jumat (19/9/2025).
Bank Mandiri membukukan laba konsolidasi Rp 24,5 triliun pada semester I 2025, didukung pertumbuhan kredit sebesar Rp 1.701 triliun atau naik 11 persen secara tahunan (year on year/yoy). Angka ini lebih tinggi dibanding rata-rata industri perbankan yang hanya 7,03 persen (yoy) per Juni 2025 berdasarkan data OJK.
Keputusan terkait dividen interim akan mempertimbangkan kesehatan likuiditas dan permodalan bank. Hingga Juni 2025, Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat Rp 1.459,9 triliun, tumbuh 11,2 persen (yoy), dengan loan to deposit ratio (LDR) 90,2 persen dan CASA (current account saving account) 78,4 persen. Kondisi ini memberi ruang fleksibel bagi bank untuk mengelola alokasi laba.
Kinerja solid lainnya terlihat dari pendapatan bunga bersih yang tumbuh 6,73 persen (yoy) mencapai Rp 52,4 triliun, sementara pendapatan nonbunga naik 7,82 persen menjadi Rp 20,9 triliun. Rasio dividend payout rata-rata jangka panjang tetap dijaga di kisaran 60 persen, sejalan dengan tujuan memberikan hasil optimal bagi pemegang saham tanpa mengorbankan ekspansi bisnis maupun stabilitas likuiditas.