Kamis 18 Jan 2024 17:17 WIB

NFA: Defisit 2,8 Juta Ton Beras Awal 2024 Dipenuhi Via Impor

Jokowi mensyaratkan, boleh impor dengam tetap menjaga harga di level pertani.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi
Foto: Dok.Republika
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan defisit persediaan beras nasional sekitar 2,8 juta ton akibat dampak El Nino pada Januari hingga Februari 2024 akan dipenuhi melalui program impor beras.

"Dua bulan itu akibatnya El Nino, Januari-Febuari kita kekurangan sekitar 2,8 juta ton. Tapi kita akan tutup dengan dari lanjutan 2023 dan importasi yang masuk di 2024," kata Arief Prasetyo Adi usai menghadiri agenda rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka Jakarta, Kamis (18/1/2024).

Baca Juga

Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), kata Arief, gap sekitar 2,8 juta ton beras dihitung berdasarkan angka kebutuhan beras rata-rata nasional sekitar 2,5 juta ton hingga 2,6 juta ton per bulan dengan kemampuan produksi di awal Januari yang kurang dari 1 juta ton akibat dampak El Nino.

Ia mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menyetujui impor sekitar total 2 juta ton beras yang didatangkan dari Vietnam dan Thailand.

"Syaratnya memang harga di tingkat petani tetap dijaga baik seperti hari ini. Jadi balance itu mudah-mudahan bisa ditutup," kata dia.

Selain impor beras dari sejumlah produsen di Vietnam dan Thailand, Arief menyebut Bapanas juga akan menindaklanjuti hasil lobi Presiden Jokowi kepada sejumlah kepala negara terkait tambahan impor beras, dalam sejumlah kesempatan pertemuan bilateral.

Seperti diketahui, Presiden Jokowi memperoleh komitmen tambahan impor beras total 2 juta ton dari hasil lobi dengan Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin saat agenda Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perayaan 50 tahun ASEAN – Jepang di Tokyo, Jepang, Ahad (17/12/2023).

Selain itu, Indonesia juga memperoleh komitmen tambahan 1 juta ton beras dari India melalui peran Badan Urusan Logistik (Bulog). "Kami melaporkan bahwa akan follow up beberapa yang sudah dengan Pak Presiden, tapi ada catatan masuknya kalau boleh sebelum panen raya sudah harus masuk," ujarnya.

Arief optimistis persediaan beras di tanah air akan mencukupi untuk kebutuhan di awal tahun ini melalui program importasi maupun cadangan beras yang diperoleh dari hasil panen nasional.

Sementara itu, Arief juga melaporkan hasil rapat terbatas dengan Presiden hari ini bahwa seluruh otoritas terkait pangan di Indonesia harus memastikan stok beras mencukupi menjelang panen raya tahun ini.

"Sehingga harga di tingkat petani harus tetap dijaga, kemudian stok beras ini cukup sampai dengan nanti peak season. Itu saja poinnya," demikian Arief.

 

 

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement