REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Syngenta Indonesia menegaskan komitmen untuk melayani petani Indonesia secara berkelanjutan. Hingga kuartal ketiga 2023 Syngenta sudah menggelar serangkaian kegiatan pengenalan teknologi dan inovasi di berbagai daerah seperti di Padang, Sumatera Barat dan Jember, Jawa Timur.
Yang terbaru, Syngenta Indonesia secara khusus membina lebih dari 227 petani di sentra jagung nasional di Jawa Timur, yaitu di Tuban, Bojonegoro, dan Lamongan. Marketing Head Seed Syngenta Indonesia, Imam Sujono, mengatakan Syngenta Indonesia secara berkelanjutan melayani petani melalui berbagai program edukasi lapangan.
"Petani adalah pusat dari apa yang kami lakukan. Keberhasilan petani meningkatkan hasil pertanian memungkinkan peningkatan profitabilitas petani dan kemakmuran perdesaan,” ujar Imam Sujono dalam keterangan tertulisnya di Jakarta Sabtu (2/12/2023).
Pembinaan yang dilakukan melalui kegiatan sekolah lapangan untuk para petani di salah satu sentra jagung nasional ini mendapat sambutan positif. Sejumlah petani merasakan banyak manfaat termasuk semakin membuka wawasan petani terhadap inovasi dan teknologi budidaya tanaman.
“Kami merasakan banyak sekali manfaatnya. Pikiran kami juga semakin terbuka dan banyak mendapatkan wawasan bertani yang lebih baik dengan harapan hasil yang juga lebih baik,” ungkap Ketua Kelompok Tani Sumber Harapan, Munip.
Menurut Munip sekolah lapangan Syngenta mengajarkan banyak hal baru. Petani yang tinggal di Kecamatan Merakurak, Tuban, Jawa Timur ini mengaku sejak kecil dikenalkan bertani oleh orang tuanya hanyalah menanam jagung, kacang, dan padi. Sejak bertemu dengan Syngenta beberapa tahun silam dia mulai mengenal jagung hibrida dan berhasil meningkatkan hasil panennya.
Terlebih, saat ini dikenalkan dengan varietas baru yang memiliki ketahanan ganda yaitu tahan penggerek batang dan toleran terhadap herbisida glifosat. “Kami awalnya sangat heran. Bagaimana tidak, biasanya jika disemprot obat gulma rumput maka tanaman jagung pada layu dan kuning. Tetapi, ini ada varietas yang tidak stres dan tetap hijau. Pokoknya bikin geleng-geleng kepala,” ujar Munip.
Belum lagi, lanjut Munip, tanaman jagung tersebut juga tahan terhadap hama ulat penggerek batang sehingga tidak perlu melakukan penyemprotan. Hasil panennya juga sangat menyenangkan dengan warna jagung yang bagus dan cerah dengan bulir yang penuh di setiap tongkolnya.
“Kami sudah buat hitung-hitungan dan kami yakin, biaya untuk menanam jagung varietas baru dengan keunggulan ganda ini pasti lebih murah. Kami benar-benar senang dan berharap bisa menanam jagung ini di lahan yang lebih luas pada musim tanam mendatang saat hujan datang,” ujarnya.
Hal senada diungkapkan Amirul Mukminin, petani asal Ngimbang, Jawa Timur. Amirul telah mencoba menanam jagung dengan keunggulan ganda NK Perkasa Sakti sekitar Juli-Agustus dan sudah merasakan panennya. Hasilnya, anggota kelompok tani Langgeng Makmur ini merasakan efisiensi dan penghematan saat mengendalikan gulma atau rumput serta ulat penggerek batang.
Dari pengalaman bertani selama ini, Amirul selalu melakukan pengendalian gulma sampai dua kali selama musim tanam hingga panen, serta sekali menyemprotkan obat hama penggerek batang. “Padahal, sempat sangat khawatir, jagung yang baru tumbuh 15 hari akan ikut mati ketika disemprot obat gulma. Ternyata tidak,” ungkap Amirul.