REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA -- Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin meminta dukungan Yunani terhadap produk sawit Indonesia dan hasil perkebunan lainnya yang terdampak kebijakan baru Uni Eropa terkait pemberlakuan Undang Undang (UU) Antideforestasi atau European Union Deforestation Regulation (EUDR) sejak Mei 2023 lalu. Hal ini disampaikan Wapres saat bertemu dengan Wakil Ketua 1 Parlemen Yunani Ioannis Plakiotakis dan anggota Parlemen Yunani lainnya di Hellenic Parliament, Athena, Rabu (22/11/2033).
"Khususnya sawit, kan kita mengalami apa (pelarangan kebijakan Uni Eropa), kita minta dukungan Yunani," ujar Wapres Ma'ruf usai pertemuan di sela kunjungan kerjanya ke Eropa, Rabu (22/11/2023).
Wapres menilai dukungan Yunani untuk membantu mengatasi berbagai hambatan dalam kerja sama perdagangan Indonesia dengan negara-negara Eropa juga sangat diperlukan.
“Saya juga mengharap dukungan Yang Mulia untuk mendukung pendekatan konstruktif guna mengatasi kebijakan diskriminatif Uni Eropa atas komoditas strategis Indonesia," katanya.
Wapres Ma'ruf juga menekankan perlunya penguatan kerja sama kedua negara di bidang ekonomi, perdagangan dan investasi. Sebab, di beberapa sektor perdagangan, kerja sama kedua negara mengalami penurunan.
"Kemudian juga hubungan sesama bidang ekonomi, perdagangan, investasi juga diperkuat. Karena investasi ada peningkatan, tapi perdagangan memang ada penurunan jadi kita kesini meningkatkan lagi hubungan," ujar Kiai Ma'ruf.
Duta Besar RI Athena Bebeb AK Nugraha Djundjunan yang turut mendampingi Wapres dalam pertemuan mengamini permintaan dukungan untuk sawit Indonesia di Uni Eropa. Melalui pertemuan ini, Yunani diharapkan bisa membuka jalan bagi produk unggulan Indonesia yaitu sawit untuk bisa masuk Uni Eropa.
"Diharapkan Yunani dapat mendukung kita dalam memberikan promosi dan informasi yang tepat kepada Uni Eropa bahwa ini adalah produk yang dibutuhkan oleh kedua negara, dalam meningkatkan perdagangan," ujarnya.