Kamis 13 Nov 2025 14:23 WIB

Gapki Sebut Kinerja Industri Sawit Membaik Tahun Ini

Produksi CPO tumbuh 11 persen dibandingkan tahun lalu.

Foto udara kendaraan melintas di areal perkebunan sawit milik salah satu perusahaan di Pangkalan Banteng, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Senin (7/11/2022).
Foto: ANTARA FOTO/Makna Zaezar
Foto udara kendaraan melintas di areal perkebunan sawit milik salah satu perusahaan di Pangkalan Banteng, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Senin (7/11/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gabungan Pengusaha Sawit Indonesia (Gapki) menyatakan kinerja industri sawit selama 2025 menunjukkan percepatan dibandingkan tahun sebelumnya. Ketua Umum GAPKI Eddy Martono mengatakan, hingga September 2025 produksi minyak sawit (CPO) mencapai lebih dari 43 juta ton, atau 11 persen lebih tinggi dibandingkan tahun lalu.

Sementara di sisi ekspor, termasuk CPO dan turunannya, oleokimia, serta biodiesel, tambahnya, mencapai lebih dari 25 juta ton atau naik 13,4 persen dari tahun lalu.

Baca Juga

Ekspor tersebut, menurut dia, memberikan sumbangan devisa senilai 27,3 miliar dolar AS atau 40 persen lebih tinggi dari tahun sebelumnya.

Sementara di dalam negeri, konsumsi domestik di angka 18,5 juta ton dibandingkan 17,6 juta ton pada tahun lalu. “Kinerja industri sawit menunjukkan sedikit percepatan dibandingkan periode yang sama,” ujar Eddy Martono pada pembukaan 21st Indonesia Palm Oil Conference (IPOC) di Nusa Dua, Bali, Kamis (13//11/2025).

Meskipun demikian, dia mengingatkan masih adanya sejumlah tantangan yang dihadapi industri sawit nasional sehingga diperlukan sejumlah langkah strategis untuk menghadapinya.

Salah satu strategi tersebut, tambahnya, perhatian terhadap lansekap perdagangan global yang berubah, penerapan tata kelola yang tepat serta kebijakan bauran energi menjadi faktor penting yang akan sangat menentukan masa depan industri sawit nasional.

Sebagai strategi kedua, tata kelola menjadi penting, salah satunya melalui penerapan Sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) harus diperkuat. "ISPO tidak boleh menjadi sekadar simbol. Produk kebanggaan anak bangsa dan bukti kedaulatan ini harus menjadi standar emas global," katanya.

Menurut dia, dunia perlu diberi pemahaman bahwa penerapan prinsip-prinsip keberlanjutan bukan sebuah slogan namun merupakan komitmen nyata GAPKI.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement