Rabu 22 Nov 2023 01:46 WIB

PROPER KLHK Raih TOP 5 Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2023

Penghargaan PROPER adalah bagian dari Top Inovasi Pelayanan Publik Terpuji

Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan (PROPER) Kementerian Lingkungan  Hidup dan Kehutanan (KLHK) berhasil meraih Top 5 Outstanding Achievement of Public Service Innovation (OAPSI).
Foto: dok KLHK
Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan (PROPER) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) berhasil meraih Top 5 Outstanding Achievement of Public Service Innovation (OAPSI).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan (PROPER) Kementerian Lingkungan  Hidup dan Kehutanan (KLHK) berhasil meraih Top 5 Outstanding Achievement of Public Service Innovation (OAPSI).

Penghargaan ini adalah bagian dari Top Inovasi Pelayanan Publik Terpuji, dalam bentuk Kompetensi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) di lingkungan K/L, Pemda, BUMN dan BUMD Tahun 2023 yang digelar oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPANRB).

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, menerima penghargaan tersebut secara langsung dari Menteri PANRB, Abdullah Azwar Anas di Jakarta, Selasa (21/11/2023).

"Pada KIPP tahun ini, KLHK melalui Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) mengusung tema Tingkatkan Ketaatan, Pacu Efisiensi, Dorong Inovasi Industri, dan Berdayakan Masyarakat untuk Pembangunan Berkelanjutan," kata Siti dikutip siaran pers, Selasa (21/11/2023).

Adapun inovasi yang diangkat yaitu Penerapan Kriteria dan Mekanisme Penilaian Baru Life Cycle Assessment (LCA), Inovasi Sosial, Social Return on Investment (SROI), dan Green Leadership.

PROPER mendorong ketaatan perusahaan terhadap peraturan lingkungan hidup dan meningkatkan kinerja perusahaan dalam pengelolaan sumber daya melalui penerapan sistem manajemen lingkungan, efisiensi energi, penurunan emisi, pemanfaatan limbah B3 dan Non B3, efisiensi air, penurunan beban pencemaran air, keanekaragaman hayati, dan pemberdayaan masyarakat. 

Pada 2022 sebanyak 3.200 perusahaan diawasi dan dibina (meningkat 37  persen dibanding 2019) dan dilahirkan ekoinovasi sebanyak 872 (meningkat 25 persen dibandingkan  2021). Dalam konteks agenda global, PROPER terbukti berkontribusi sebagai hub penggerak partisipasi entitas bisnis capaian pembangunan berkelanjutan yang tercermin dalam SDGs. 

Pada 2022 terdapat 13.355 kegiatan yang menjawab tujuan SDGs dengan total dana dikucurkan sebesar Rp 46,28 triliun. Angka ini meningkat sebesar 19,66 persen dari sejak pertama kriteria ini diluncurkan. PROPER teruji dan terbukti dapat meningkatkan ketaatan, pacu efisiensi, dorong inovasi industri, dan berdayakan masyarakat untuk pembangunan berkelanjutan.

Continuous improvement (perbaikan menerus) terus dilakukan melalui penerapan kriteria dan mekanisme penilaian baru Life Cycle Assessment (LCA), inovasi sosial, Social Return on Investment (SROI), dan Green Leadership. 

Dampak adopsi kriteria Inovasi Sosial penilaian PROPER 2022 jumlah industri non ekstraktif yang mendapatkan Peringkat EMAS (merupakan peringkat tertinggi di dalam PROPER) meningkat 89 persenZ Jumlah perusahaan yang menerapkan SROI sebanyak 96 perusahaan.

Selain itu muncul forum yang aktif dalam kegiatan diskusi, kajian, dan pelatihan SROI seperti pembahasan SROI sebagai alat ukur program inovasi social, program inovasi sosial dan pengukuran dampak dengan SROI dalam PROPER.

Pada 2022 ini tercatat Rp 1,89 triliun telah bergulir di masyarakat kegiatan pemberdayaan masyarakat. Angka tersebut mengalami kenaikan sebesar 3,25 persen dari tahun sebelumnya. Selain itu, Green leadership mampu medorong CEO untuk merumuskan roadmap keberlanjutan dan kontribusi perusahaan menjawab The Triple Planetary Crisis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement