Senin 06 Nov 2023 17:51 WIB

Manis Rasane Vera, Semanis Omzetnya

Produk minuman berbahan lidah buaya ini melibatkan 152 orang mitra petani binaan.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Alan Effendhi (berdiri) sedang menerima hasil lidah buaya atau aloe vera dari petani.
Foto:

Pada keesokan harinya, para distributor atau seller pun berdatangan dari berbagai daerah untuk mengambil Aloe Liquid dan produk lainnya, baik pakai mobil maupun motor. Mereka akan dilayani oleh karyawan Rasane Vera lainnya, Widodo (54 tahun).

Sebelum diajak Alan Efendhi bergabung Sukira hanyalah seoarang ibu rumah tangga biasa. Saat itu ia hanya mengandalkan penghasilan suaminya yang bekerja sebagai buruh bangunan atau buruh tani.

Namun, setelah bergabung dengan Rasane Vera, Sukira bersyukur karena bisa membantu perekonomian keluarga, dan bahkan bisa menyekolahkan anaknya.

“Alhamdulillah mas bisa menyekolahkan anak juga, bisa menambah ekonomi keluarga. Jadi gak bergantung pada suami saja,” ujar ibu yang memiliki dua anak ini.

Sistem penggajian di Rasane Vera sendiri borongan. Dalam sehari Sukira bisa mendapatkan uang Rp 70-80 ribu berdasarkan jumlah produk yang dikupas dan di-press (sealing). Dalam sebulan, rata-rata uang yang didapatkannya sebesar Rp 1,5 juta.

Rasane Vera tidak hanya membantu perekonomian warga Jeruklegi, tapi juga meningkatkan perekonomian masyarakat yang tinggal di daerah lainnya, khususnya para petani dan distributor. Salah satu distributor dan petani itu adalah Sumarni (46 tahun), yang mulai mengenal budi daya aloe vera sejak 2019.

photo
Proses pengemasan minuman Rasane Vera. - (Dok Republika)

 

Dalam bertani lidah buaya, Marni pun masih banyak berkonsultasi ke Alan Efendhi. Marni menanam lidah buaya di sekitar rumahnya dan juga dititipkan di lahan tetangganya. Setidaknya sudah ada 300 pohon lidah buaya yang ditanamnya.

Selain menanam, pada 2021 Marni kemudian menjadi distributor Rasane Vera di daerah Klaten, tak jauh dari Candi Prambanan. "Jadi kita dulu ambil produk yang sudah jadi di Rasane Vera sambil kita membawa pelapah lidah buayanya ke Mas Alan untuk dijadikan produk lagi," kata Marni.

Menurut dia, lidah buaya sangat bagus prospeknya. Karena itu sampai sekarang dia masih semangat untuk memasarkan produk Rasane Vera. Selain menjual produk Rasane Vera lewat online, Marni juga mendistribusikannya ke toko oleh-oleh. Setiap bulannya, Marni bisa menjual 600-an pak per bulan. Dalam satu pak itu berisi enam cup kecil. Sedangkan produk Rasane Vera yang botol sekitar 12 dus.

Dalam menjual produk Rasane Vera, awalnya masyarakat masih banyak yang ragu-ragu untuk membeli produk baru ini. Tapi, setelah mengetahui manfaatnya dan dititipkan ke toko oleh-oleh atau toko klontong, akhirnya bisa laku keras.

"Akhirnya respons masyarakat baik dan berjalan terus sampai sekarang," ujar ibu yang memiliki satu anak ini.

Menurut dia, produk Rasane Vera laku cepat karena para konsumen merasakan manfaat kesehatannya. Bahkan, banyak konsumen yang langganan. "Mereka merasakan manfaat dari minuman aloe vera ini. Misalnya, yang punya masalah lambung atau pencernaan terus merasa nyaman, enak. Akhirnya mereka langganan," ujar Marni.

Setelah menjual produk Rasane Vera, Marni bisa mendapatkan omzet sekitar Rp 9 juta per bulan. Yang dijualnya adalah berbagai jenis produk Rasane Vera. Ke depannya dia juga berencana untuk mendistribusikan produk Aloe Liquid yang terkenal dengan manfaat kesehatannya.

"Mungkin kita akan perkenalkan ke masyarakat. Kalau responsnya bagus kita bisa jual Aloe Liquid," ucap dia.

Biasanya Marni mengambil produk Rasane Vera ke Gunung Kidul langsung bersama suaminya. Jika butuh cepat, terkadang ada armada Rasane Vera langsung mengantarkannya ke rumahnya untuk didistribusikan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement