Senin 06 Jan 2025 15:39 WIB

Stafsus Wapres Bertemu Dirut PNM, Diskusi Soal UMKM

Sebanyak 2,2 juta nasabah Mekaar sudah punya legalitas NIB OSS.

Rep: Frederikus Dominggus Bata/ Red: Lida Puspaningtyas
Staf khusus Wakil Presiden, Tina Talisa (kiri) berdiskusi dengan Direktur Utama PT Permodalan Nasional Madani (PNM), Arief Mulyadi (kanan), di kantor PNM, Jakarta, Senin (6/1/2024).
Foto: Frederikus Bata
Staf khusus Wakil Presiden, Tina Talisa (kiri) berdiskusi dengan Direktur Utama PT Permodalan Nasional Madani (PNM), Arief Mulyadi (kanan), di kantor PNM, Jakarta, Senin (6/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Staf Khusus Wakil Presiden (Gibran Rakabuming Raka), Tina Talisa bertemu Direktur Utama PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Arief Mulyadi, di Kantor PNM, Jakarta, Senin (6/1/2024). Keduanya berdiskusi beberapa hal, salah satunya perihal Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Itu sejalan dengan cakupan wilayah kerja PNM. Pun demikian dengan jobdesk Staf Khusus Wapres tersebut. Ini tentang bagaimana lebih memberdayakan UMKM di tengah masyarakat.

Baca Juga

Tina menjelaskan, kedatangannya ke kantor PNM, sehubungan dengan yang menjadi tugasnya. Saat pertama kalinya menghadap Wapres Gibran, ia diminta mengawal beberapa isu strategis.

"Di antaranya soal UMKM, isu lainnya adalah soal digitalisasi, kemudian energi, tapi spesifik tentang UMKM, juga soal kepemudaan," kata mantan presenter televisi itu, di Jakarta, Senin (6/1/2024).

Ia melanjutkan, setelah resmi bertugas, ia mendatangani beberapa tokoh. Ada Menteri UMKM Maman Abdurrahman, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari, juga ke PNM.

"Ke BRI, fokusnya soal penghapusan hutang dari kreditnya UMKM. Nah ke PNM ini tentu bagian dari UMKM," ujar Tina.

Dalam penjelasannya, stafsus Wapres itu mengaku sudah sering berinteraksi dengan PNM sejak 2018 lalu. Secara profesional, ia pernah membantu Bahlil Lahadalia di Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal.

Kebetulan, menurut Tina, saat itu ia juga ditugaskan Bahlil mengurusi Usaha Mikro Kecil. "Jadi memang sih, nggak boleh jauh-jauh sama PNM," ujarnya.

Ia turut menyinggung integrasi sistem Online Single Submission (OSS) dengan PNM. Dari 15 jutaan nasabah PNM Mekaar, sekitar 2,2 jutanya, sudah punya legalitas berupa nomor induk berusaha.

"Memang saya sekali lagi nggak boleh jauh-jauh lagi dengan PNM. Jadi kunjungan ini juga, sebetulnya bukan kali pertama. Senang sekali melihat perkembangan data di dashboardnya ya, jadi ada beberapa hal yang penting, bahwa nasabah Mekaarnya terus bertumbuh, tetapi setelah bertumbuh juga NPL (non performing loan)nya itu terjaga," ujar Tina.

Ia melihat UMKM selalu disebut sebagai tulang punggung perekonomian nasional. Tentu butuh dukungan pemerintah. Dukungan berupa pembiayaan.

PNM, menurut Tina, tak hanya fokus pada pembiayaan. Pada saat yang sama, ada akselerasi pemberdayaan dan pendampingan masyarakat.

Dirut PNM, menegaskan berbagai target pada 2024 tercapai. Pihaknya memperkuat konten pemberdayaan masyarakat.

"Sehingga agresivitas untuk mengakuisisi baru nasabah, untuk meningkatkan platform pembiayaan juga, tidak (seperti) tahun-tahun sebelumnya. Relatively, nggak jauh-jauh beda dengan pencapaian di 2023, ada growth tipis," ujar Arief.

Mengenai sepak terjang di 2025, pihaknya masih menunggu misi pemerintah baru. Setelahnya akan disesuaikan. Dari internal sendiri, Arief menegaskan, PNM hari ini, selalu diupayakan lebih baik dari kemarin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement