REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Chandra Asri Petrochemical Tbk melalui anak usahanya, PT Chandra Asri Alkali (CAA), meneken letter of intent (LoI) bersama PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) untuk kerja sama pengembangan hilirisasi aluminium. Kerja sama ini sekaligus dilakukan untuk mendukung percepatan ekosistem kendaraan listrik dalam negeri yang berkelanjutan.
Kerja sama yang disepakati melalui penandatanganan LoI ini meliputi potensi penyediaan pasokan kaustik soda basah oleh CAA kepada Inalum dengan volume hingga 120 ribu metrik ton (MT) per tahun dan potensi penyertaan ekuitas oleh Inalum di CAA hingga 10 persen.
Berdasarkan keterangan resmi yang diterima Republika.co.id, Ahad (29/10/2023), pabrik Chlor Alkali-Ethylene Dichloride milik Chandar Asri akan menyediakan kaustik soda basah yang akan digunakan oleh Inalum. Bahan tersebut merupakan salah satu bahan baku utama dalam proses produksi aluminium di fasilitas smelternya, termasuk sebagai komponen battery pack untuk kendaraan listrik.
Sementara, Inalum juga akan melakukan kajian kelayakan investasi terhadap CAA untuk melihat peluang kepemilikan saham di CAA. "Intensi kerja sama ini diharapkan dapat berkontribusi mendukung salah satu prioritas Pemerintah Republik Indonesia dalam memberikan nilai tambah bagi komoditas bahan mentah," kata Presiden Direktur & CEO Chandra Asri Group, Erwin Ciputra.
Ia mengatakan, Chandra Asri dan Inalum berupaya memfasilitasi pertumbuhan industri antara hulu dan hilir aluminium. Khususnya untuk kendaraan listrik di dalam negeri dalam percepatan adopsi kendaraan listrik. Di mana, upaya penggunaan kendaraan berbasis baterai ini diyakini punya peran dalam pemenuhan net zero emission Indonesia pada 2060.
"Kerja sama antara Chandra Asri Group dan Inalum ini memiliki arti penting bagi kami untuk mengimplementasikan portofolio investasi kami sebagai pendukung hilirisasi di industri pertambangan," ujar dia.
Direktur Pengembangan Usaha Inalum, Melati Sarnita menyampaikan, kaustik soda basah yang dipasok oleh CAA nantinya akan digunakan oleh PT Borneo Alumina Indonesia, anak usaha Inalum bersama dengan PT Antam Tbk untuk memproduksi alumina melalui fasilitas smelter grade alumina refinery (SGAR) yang ditargetkan akan mulai beroperasi pada 2025.
"Pada tahapan selanjutnya, alumina tersebut nantinya akan digunakan oleh Inalum sebagai bahan baku melalui fasilitas smelternya menjadi aluminium," kata Melati.