REPUBLIKA.CO.ID,DENPASAR -- BUMN PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum menggenjot kapasitas produksi mencapai 274 ribu ton aluminium pada 2024 atau meningkat dari produksi saat ini yang mencapai 250 ribu ton.
"Kami berharap bisa mendukung seluruh manufaktur domestik," kata Direktur Pengembangan Usaha Inalum Melati Sarnita di sela temu pelanggan di Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali, Jumat (20/10/2023).
Untuk meningkatkan kapasitas produksi, Inalum memantapkan pengembangan pabrik pengolahan atau smelter dengan beberapa mitra potensial dan melakukan studi kelayakan. Dalam lima tahun mendatang Inalum menyusun rencana untuk mampu memproduksi hingga 900 ribu ton aluminium per tahun. Dalam lima tahun itu pula pihaknya mengejar pemenuhan bahan baku aluminium atau alumina mencapai dua hingga tiga juta ton.
Perusahaan BUMN ini memprioritaskan pangsa pasar domestik di tengah upaya pemerintah melakukan transisi energi lebih ramah lingkungan di antaranya mobil listrik, panel surya dan energi baru terbarukan lainnya. "Kami akan prioritaskan (pemenuhan kebutuhan) domestik supaya mereka bisa juga memberikan nilai tambah kepada negara. Jadi kalau industri hilir maju, pasti industri hulu juga maju kemudian pendapatan negara dan target ekonomi juga tercapai," imbuhnya.
Kebutuhan aluminium untuk mendukung transisi energi mendatang diperkirakan terjadi permintaan tinggi di antaranya untuk sektor konstruksi antara lain perumahan.
Tak hanya itu, BUMN produsen aluminium di hulu itu juga membidik diversifikasi penyerapan produk merambah industri aviasi atau penerbangan, setelah menjalin kerja sama dengan industri hilir di antaranya para produsen otomotif nasional.
Agenda temu 90 pelanggan dari Jakarta, Medan, Surabaya dan kota lain di Indonesia itu pun menjadi wahana melebarkan sayap industri aluminium Tanah Air. "Melalui forum ini kami berharap bersama konsumen bisa saling memperkuat sehingga nantinya bisa masuk ke aviasi, kendaraan listrik, panel surya dan energi baru terbarukan," kata Melati.