REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Grup MIND ID, PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) sudah menjalin persahabatan dengan Sungai Asahan sejak berpuluh-puluh tahun lalu. Sungai sepanjang sekitar 143 kilometer tersebut memiliki hulu di Danau Toba dan menjadi sumber energi hijau dari seluruh kegiatan operasional Anggota Grup MIND ID, Inalum sejak 1976.
Kini, Sungai Asahan menjadi salah satu primadona baru sebagai destinasi ekowisata arung jeram terbaik ketiga di dunia dan menjadi kebanggaan warga Sumatera Utara dan Indonesia. Destinasi wisata arung jeram Sungai Asahan dimulai sejak 1995.
Sejumlah komunitas juga pecinta olahraga rafting, mendatangi Sungai Asahan setelah mendapat informasi dari masyarakat sekitar terkait kondisi jeram di sungai tersebut sangat deras dan menantang. Alhasil mereka pun melakukan riset dengan hasil terdapat beberapa titik jeram di Sungai Asahan termasuk ke dalam level lima atau kategori sangat menantang dalam olahraga arung jeram.
Pada tahun 2000, untuk pertama kalinya kejuaraan rafting dunia, The International Rafting Championship pun digelar di Sungai Asahan. Beberapa atlet rafting dunia mencoba menaklukkan derasnya jeram sungai Asahan. Namun, keseriusan dalam mengelola Sungai Asahan sebagai destinasi wisata populer baru dilakukan sekitar 15 tahun berikutnya, tepatnya pada 2015, di mana sekelompok anak muda mendirikan Asahan River Rafting.
Pendirian Asahan River tersebut bertujuan untuk melestarikan, merawat, hingga mengelola ekowisata di Sungai Asahan. Syahrul Alamsyah Simatupang menjadi salah satu pemuda yang konsisten menjalankan Asahan River Rafting. Sejak kecil, Syahrul mengaku sering melihat kompetisi arung jeram di Sungai Asahan.
Melihat potensi tersebut, anggota Grup MIND ID, Inalum pun memutuskan untuk ikut melestarikan Sungai Asahan. Pada 2017, perusahaan dengan Kementerian BUMN melakukan revitalisasi ekowisata Sungai Asahan.
Sekretaris Perusahaan BUMN Holding Industri Pertambangan MIND ID, Heri Yusuf mengatakan langkah yang dilakukan Anggota Grup MIND ID, Inalum kala itu yakni melakukan program perbaikan akses menuju lokasi wisata, pembangunan tangga keselamatan sebanyak 270 anak tangga, pemberian perahu karet, dan pembangunan fasilitas sanitasi, dan pembangunan jembatan masyarakat.
Setelahnya, ekowisata Sungai Asahan pun menggeliat dan semakin dikenal banyak orang. Kini, setelah pandemi sudah benar-benar usai, kegiatan ekowisata mulai dibangun lagi. Syahrul optimis melalui keseriusannya dalam mengembangkan ekowisata Sungai Asahan dengan dukungan penuh anggota Grup MIND ID, Inalum, popularitas ekowisata Sungai Asahan hanya tinggal menunggu waktu.
Selain menyajikan spot olahraga ekstrim rafting, Asahan River Rafting pun menyediakan fasilitas fun rafting dengan jarak tempuh 8,1 km. Urusan biaya untuk rafting, Syahrul mengatakan bahwa wisatawan tidak perlu mengeluarkan uang cukup mahal dan hanya membayar Rp 200 ribu hingga 300 ribu saja sudah bisa menikmati juga berpetualang di Sungai Asahan.
“Dari harga itu sudah termasuk transportasi, makan, snack, rescue dan dokumentasi. Sepanjang jalur itu level jeram hanya berkisar level 2-3 saja. Jadi keseruan dan keamanannya masih layak untuk membawa serta keluarga. Bahkan anak usia lima tahun juga sudah bisa ikut serta, kami optimis rafting di Sungai Asahan akan menggeliat lagi pasca pandemi” kata Syahrul.
Heri mengatakan, MIND ID bersama anggotanya terus berkomitmen untuk mendorong sektor perekonomian masyarakat, termasuk dalam menyokong kemajuan pengembangan ekowisata di wilayah area operasi perusahaan, dalam hal ini di Sungai Asahan.
"MIND ID bersama dengan anggotanya, dalam hal ini PT Inalum terus memberikan support untuk kemajuan pengembangan ekowisata Sungai Asahan. Selain itu, Sungai Asahan menjadi sumber energi hijau bagi anggota Grup MIND ID PT Inalum sudah sejak berpuluh-puluh tahun silam," kata Heri.