Sabtu 07 Oct 2023 14:01 WIB

Risiko Perlambatan Ekonomi Global, BI: Perlu Kebijakan Domestik yang Kuat

Indonesia memerlukan kebijakan domestik yang kuat dan kerja sama ekonomi.

Rep: Novita Intan/ Red: Ahmad Fikri Noor
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.
Foto: AP Photo/Tatan Syuflana
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia mengungkapkan sejumlah poin tantangan dan outlook ekonomi, bauran kebijakan nasional termasuk reformasi struktural, serta respons kebijakan Bank Indonesia untuk mendukung ekonomi dan keuangan digital. Bank Indonesia menekankan, dalam menghadapi risiko perlambatan ekonomi global termasuk spillover, Indonesia memerlukan kebijakan domestik yang kuat dan kerja sama ekonomi. 

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan Indonesia termasuk dalam negara dengan kinerja ekonomi terbaik, salah satunya tidak terlepas dari bauran kebijakan nasional. 

Baca Juga

“Untuk mendukungnya, terdapat inovasi kebijakan di antaranya penerbitan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia, insentif likuditas kebijakan makroprudensial,” ujarnya dalam keterangan resmi, Sabtu (7/10/2023).

Bank Indonesia senantiasa mengangkat pamor investasi dan perdagangan produk lokal ke pasar mancanegara, termasuk Eropa. Hal ini diwujudkan Bank Indonesia bersama Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di London dalam kegiatan promosi investasi dan perdagangan yang dikemas dalam ‘Indonesia Investment Forum’ di London, Inggris pada 5 Oktober 2023. 

Perry mengungkapkan alasan mengapa Indonesia menjadi negara yang cocok berinvestasi pertama, ekonomi Indonesia yang stabil; kedua, pertumbuhan yang tinggi; ketiga, reformasi struktural yang terus berlangsung; keempat, akselerasi digitalisasi ekonomi dan keuangan; dan kelima adalah pengembangan ekonomi inklusif dan berkelanjutan. Hal ini penting bagi Britania Raya mengingat negara ini merupakan kawasan yang penting sebagai mitra ekonomi strategis, yaitu sebagai mitra dagang Indonesia dari Eropa terbesar kelima. 

“Sebagai investor pada sektor agrikultur-perikanan, konstruksi, tekstil, pertambangan, dan hotel-restoran di Indonesia, Britania Raya perlu terus memperkuat hubungan bilateral dengan Indonesia. Hal ini dapat diperkuat dengan sektor pariwisata sebagai sumber pertumbuhan baru yang dapat mengangkat sektor UMKM,” ungkapnya.

Forum investasi diawali dengan sambutan dari Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Duta Besar Indonesia UK dan Irlandia, Desra Percaya, dan Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia. Diskusi membahas sejumlah isu antara lain potensi infrastruktur hijau, pembiayaan berkelanjutan dan investasi di Indonesia, peran digitalisasi bagi masa depan Indonesia serta posisi strategis Indonesia bagi perdagangan global dan rantai pasok global berkelanjutan. 

Pada IIF London, terdapat business matching dengan investor enam proyek clean and clear Indonesia yang terpilih melalui proses kurasi Bank Indonesia bersama IIPC dan Bank Mandiri London ditawarkan kepada investor di London. Keenam proyek terpilih tersebut bergerak sektor energi terbarukan, manufaktur, kawasan industri, dan infrastruktur. 

“Harapannya, kegiatan promosi investasi ini secara konkret akan mewujudkan kemitraan yang saling menguntungkan antar dua negara,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement