Jumat 08 Sep 2023 18:26 WIB

Ekonomi Tumbuh, Ketua ISEI Sebut karena Milenial Semakin Kaya

Penilaian itu berdasarkan kondisi ekonomi di berbagai daerah.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Ahmad Fikri Noor
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.
Foto: Republika/Rahayu Subekti
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) menilai, perekonomian nasional masih akan tumbuh positif ke depan. Penilaian itu berdasarkan kondisi ekonomi di berbagai daerah.

Dalam ISEI Index yang merupakan hasil survei ekonom dari beragam daerah, terlihat secara garis besar kondisi perekonomian di daerah menunjukkan pertumbuhan. Hanya saja indeks tersebut masih belum bisa dikutip secara perinci karena baru akan disampaikan pada Sidang Pleno ke-23 dan Seminar Nasional 2023 ISEI pada pekan depan.

Baca Juga

Ketua Umum ISEI sekaligus Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, pertumbuhan ekonomi di berbagai daerah ditopang oleh tren positif konsumsi rumah tangga. "Semua daerah meningkat dan rupanya di berbagai daerah, konsumsi rumah tangga khususnya para milenial untuk sektor jasa semakin lama semakin meningkat," ujar dia dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (8/9/2023).

Dirinya mengungkapkan, hampir 70 persen penduduk Indonesia merupakan generasi milenial. "Milenial semakin kaya, maka Alhamdulilah ini menjadi daya dukung konsumsi," tutur dia.

Perry menambahkan, perekonomian sejumlah daerah ditopang oleh sektor jasa lain yang tumbuh signifikan. Itu pun dinilai tidak terlepas dari gaya hidup para milenial yang suka melakukan perjalanan.

"Sektor jasa itu semakin meningkat karena milenial itu banyak yang memang berkonsumsi untuk traveling. Sehingga akomodasi meningkat," jelasnya.

Pada kesempatan serupa, Ketua Bidang I ISEI Anggito Abimanyu menjelaskan, ISEI Index merupakan survei mengenai indikator ekonomi di daerah. Respondennya 3.500 anggota ISEI di seluruh Indonesia.

"Tahun ini (ISEI Index) masih embargo, tapi saya jelaskan sedikit. Tahun lalu ekspektasi ekonomi daerah membaik dalam tiga bulan ke depan ke 1,7," ujarnya.

Anggito menegaskan, survei ini bersifat obyektif, karena bukan survei pemerintah, bukan pula survei Bank Indonesia (BI). Survei tersebut respondennya langsung anggota ISEI.

"BI punya indeks keyakinan konsumen dan bisnis. Jadi itu survei (ISEI Index) obyektif yang akan kita sampaikan pada publik," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement