Jumat 08 Sep 2023 12:27 WIB

Luhut: Indonesia Bisa Lampaui Ekonomi Rusia

Luhut optimistis Indonesia bisa menjadi negara ekonomi terbesar ke-4 atau ke-5.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan
Foto: EPA-EFE/ADI WEDA
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Indonesia bisa melampaui perekonomian Rusia pada 2025.

"Mungkin pada 2025 Indonesia akan mencapai ekonomi Rusia," ujar Luhut dalam Indonesia Sustainability Forum di Jakarta, kemarin.

Baca Juga

Hal tersebut disampaikan Luhut terkait dengan Atlantic Council yang mengumumkan bahwa Indonesia akan menjadi negara ekonomi terbesar ke-6 pada Senin (4/9/2023).

Luhut optimistis Indonesia bisa menjadi negara ekonomi terbesar ke-4 atau ke-5 melalui hilirisasi sumber daya alam (SDA) seperti nikel, timah, bauksit, dan tembaga. Produk domestik bruto (PDB) nasional Indonesia mencapai 1,45 triliun dolar AS pada September 2023. Untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah siap melakukan kerja sama dengan negara lain.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta hilirisasi industri dengan menghentikan ekspor bahan mentah tetap dilanjutkan meski Indonesia kalah atas gugatan yang dilayangkan oleh Uni Eropa melalui Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO). Selain WTO, Dana Moneter Internasional (IMF) juga meminta pemerintah untuk mempertimbangkan penghapusan kebijakan larangan ekspor nikel dan tidak meluas pada komoditas lain.

Berdasarkan perhitungan dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, hilirisasi akan memberikan pendapatan per kapita Indonesia sebesar 10.500 dolar AS pada 10 tahun, kemudian menjadi 15.800 dolar AS dalam waktu 15 tahun ke depan. Sebaliknya, jika hilirisasi dihentikan, Indonesia akan kehilangan pendapatan per kapita sekitar 25.000 dolar AS pada 2045 atau saat Indonesia Emas.

Hal itu karena hilirisasi tidak hanya terbatas pada komoditas tambang seperti nikel dan tembaga, tetapi juga merambah pada komoditas pangan, seperti rumput laut dan produk minyak kelapa sawit.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement