Rabu 06 Sep 2023 11:34 WIB

Tarik Minat Investasi, Pertamina Maksimalkan Peran Subholding

Indonesia sebagai negara berkembang yang membutuhkan akses energi yang murah.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Lida Puspaningtyas
Direktur Keuangan Pertamina Emma Sri Martini menjelaskan strategi menarik investasi di Pertamina pada flagship AIPF, Rabu (6/9/2023).
Foto: Republika/Intan Pratiwi
Direktur Keuangan Pertamina Emma Sri Martini menjelaskan strategi menarik investasi di Pertamina pada flagship AIPF, Rabu (6/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) dalam menjalankan strategi transisi energi melakukan upaya strategis untuk bisa menarik investasi. Salah satunya melalui Subholding. Memiliki enam subholding, Pertamina optimistis bisa mempercepat pencapaian target net zero emission di tahun 2060.

Direktur Keuangan Pertamina, Emma Sri Martini, menjelaskan restruktur organisasi dan pembentukan subholding menjadi salah satu upaya Pertamina bertahan dalam menghadapi pandemi. Lewat subholding, Pertamina juga yakin bisa meningkatkan minat investor untuk bekerja sama dengan Pertamina dalam menjalankan proyek transisi energi.

"Saya rasa strategi ini sangat efektif untuk menarik investasi hingga menarik bisnis yang mencocokkan sektor-sektor tertentu yang terdiri dari enam subholding kami," ujar Emma dalam ASEAN-Indo-Pacific Forum, Rabu (6/9/2023).

Emma mengatakan saat ini pendapatan perusahaan 95 persen berasal dari bisnis fosil. Namun, perusahaan menargetkan pendapatan perusahaan dari sisi energi baru terbarukan bisa berkontribusi lebih besar. 

Hal ini dilakukan perusahaan dengan memperbesar alokasi investasi ke sektor energi bersih tanpa harus meninggalkan bisnis fosil.

"Kami mengalokasikan lebih banyak investasi untuk proyek energi bersih," kata Emma menegaskan.

Namun, Emma mengakui untuk bisa menghadapi transisi energi tidak bisa dilakukan dengan cepat. Indonesia sebagai negara berkembang yang membutuhkan akses energi yang murah dan terjangkau memaksa perusahaan harus bisa mengadaptasi hal tersebut.

Pertamina tetap akan melakukan langkah dekarbonisasi dengan unit bisnis fosil yang masih menjadi kebutuhan utama masyarakat Indonesia saat ini. 

"Yang pertama adalah dekarbonisasi, bisnis yang sudah ada, bagaimana kita bisa beroperasi dengan model operasi yang lebih ramah lingkungan dengan bisnis yang sudah ada," kata Emma.

Sedangkan di satu sisi, Pertamina tetap harus menjamin ketahanan energi nasional dengan membangun lini bisnis baru yang lebih ramah lingkungan. "Jadi menurut saya, ada dua mandat yang harus kita laksanakan secara bersamaan," kata Emma menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement