REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani memiliki harapan agar pebisnis di level usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) semakin lama semakin berkurang. Rosan justru menginginkan jumlah UMKM ke depannya lebih sedikit dari yang ada saat ini.
Saat ini, jumlah UMKM di Indonesia lebih dari 65 juta. Menteri Investasi mengakui UMKM berperan penting terhadap ekonomi nasional. Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product/GDP) dari sektor ini mencapai 61 persen.
"Salah satu tulang punggung perekonomian kita. Tapi kalau kita lihat lebih lanjut lagi, perannya ini harus kita tingkatkan. Saya kalau ditanya, inginnya UMKM kita seperti apa? Saya akan bilang UMKM kita ke depannya itu lebih sedikit. Kenapa? Karena harus naik kelas," kata Rosan saat menjadi pembicara dalam Forum Peningkatan Kompetensi UMKM di Kantor Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Jakarta, Kamis (21/8/2025).
Ia melanjutkan, seorang pengusaha perlu berkembang, tidak selamanya berada di level mikro. Itulah alasan dari pernyataannya di atas.
Dari level UMKM menjadi pengusaha kecil. Lalu pengusaha kecil menjadi pengusaha menengah. Seterusnya, pengusaha menengah menjadi pengusaha besar.
"Pengusaha besar harus kembali men-support UMKM dan usaha kecil. Nah, mungkin agak anomali yang saya sampaikan. Jadi kita ingin mengurangi jumlah UMKM untuk naik kelas," ujar Rosan menambahkan.
Ia menilai dengan level meningkat, dampaknya lebih luas. Dimulai dari penghasilan bertambah, membuka lebih banyak lapangan kerja. Kemudian, tak kalah pentingnya, porsi ekspor bakal terus mengalami peningkatan.
Ia tidak dalam konteks anti terhadap UMKM. Rosan melihat gambaran besar dan visi untuk sesuatu yang lebih luas. Ia kembali menekankan bagaimana UMKM sangat berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia.
Dari situasi saat ini saja, UMKM bisa menyerap tenaga kerja sekitar 97 persen atau 117 juta orang. Sayangnya, dari jumlah UMKM yang ada, yang bisa ekspor atau memasarkan produknya ke luar negeri hanya 16 persen. Sementara tema yang sedang digenjot saat ini adalah UMKM Go Global, Kreatif, Berkualitas, dan Siap Ekspor.
"Ini menjadi pekerjaan rumah kita bersama," kata Rosan.