Senin 15 May 2023 17:35 WIB

Daftar Kebijakan Ekonomi Kontroversial Erdogan

Erdogan bertekad memperpanjang kekuasaannya dalam pemilihan presiden.

Rep: Novita Intan/ Red: Lida Puspaningtyas
 Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (kanan) dan istrinya Emine memberi isyarat kepada para pendukungnya di markas partai, di Ankara, Turki, Senin dini hari, (15/5/2023). Erdogan yang telah memerintah negaranya dengan cengkeraman yang semakin kokoh selama 20 tahun, adalah terkunci dalam perlombaan pemilihan yang ketat pada hari Minggu, dengan kemungkinan menang atau kalah melawan penantang utamanya saat suara terakhir dihitung.
Foto:

Menebus kesalahan atau bertanggung jawab?

Erdogan bertekad memperpanjang kekuasaannya dalam pemilihan presiden yang digelar pada 14 Mei 2023. Dia menghadapi tantangan ekonomi terbesarnya sejak Partai AK berkuasa pada 2002.

Dia berupaya menumbuhkan ekonomi melalui investasi, lapangan kerja, produksi, ekspor, dan surplus saat ini.

‘’Kami akan menurunkan inflasi hingga satu digit dan pasti menyelamatkan negara kita dari masalah ini," kata Erdogan kepada pendukungnya di sebuah stadion di Ankara.

Pemerintahan Erdogan menargetkan pertumbuhan tahunan sebesar 5,5 persen pada 2024 — 2028 dan PDB 1,5 triliun dolar AS pada akhir 2028. Dalam pemilihan presiden bulan depan, Erdogan akan menghadapi kandidat aliansi oposisi utama Kemal Kilicdaroglu.

Dalam hasil survei terbaru Metropoll, 42,6 persen responden akan memilih Kilicdaroglu. Sementara 41,1 persen suara mendukung Erdogan pada pemungutan suara putaran pertama, dengan dua kandidat presiden lainnya menerima dukungan 7,2 persen.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement