Kamis 04 May 2023 09:36 WIB

The Fed Naikkan Suku Bunga Acuan, IHSG Turun Lagi ke Level 6.700

IHSG dibuka turun dan terus melemah hingga menyentuh level 6.780,08.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (24/2/2022). IHSG dibuka turun dan terus melemah hingga menyentuh level 6.780,08.
Foto: Prayogi/Republika
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (24/2/2022). IHSG dibuka turun dan terus melemah hingga menyentuh level 6.780,08.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan pelemahannya pada perdagangan Kamis (4/5/2023). IHSG dibuka turun dan terus melemah hingga menyentuh level 6.780,08.

Penurunan IHSG sejalan dengan pergerakan indeks saham di Asia. Indeks saham di Asia pagi ini dibuka melemah mengikuti pergerakan indeks saham utama di Wall Street semalam yang berakhir turun. 

Baca Juga

"Investor tetap yakin krisis bank daerah di AS belum akan segera berakhir," kata Phillip Sekuritas Indonesia dalam risetnya, Kamis (4/5/2023).

Sementara itu, di pasar obligasi, imbal hasil (Yield) surat utang Pemerintah AS (US Treasuries) turun tajam. Penurunan terjadi setelah bank sentral AS Federal Reserve memberi petunjuk potensi jeda kanikan suku bunga acuan di bulan Juni.

Meski demikian, The Fed memberi indikasi pemangkasan suku bunga acuan belum dimungkinkan. Akibatnya, yield US Treasury Note bertenor 10 tahun turun 7,5 bps menjadi 3,36 persen dan yield US treasury Note bertenor dua tahun berada di 3,87 persen setelah anjlok lebih dari 11 bps.

Seperti yang sudah di ramalkan pasar, The Fed menaikkan suku bunga acuan Federal Fund Rate (FFR) sebesar 25 bps ke kisaran target 5,0 persen-5,25 persen. Level ini tertinggi sejak Septemeber 2007.

The Fed akan mempertimbangkan berbagai faktor dalam menentukan seberapa jauh penguatan kebijakan tambahan yang mungkin di perlukan. Bank sentral akan tetap memberi perhatian pada risiko inflasi, meskipun kondisi finansial yang lebih ketat akan membebani ekonomi dan menekan kenaikan harga-harga.

The Fed juga akan mempertahankan rencana mengurangi Neraca setiap bulan sebesar 60 miliar dolar AS dalam bentuk penjulaan US Treasuries dan 35 miliar dolar AS dalam bentuk penjualan KIK-EBA.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement