Kamis 04 May 2023 09:13 WIB

Suku Bunga The Fed Naik, Ekonomi Indonesia Diprediksi Melambat

BI diproyeksi naikkan suku bunga acuan juga.

Rep: Novita Intan/ Red: Lida Puspaningtyas
The Federal Reserve
Foto: AP Photo/Andrew Harnik
The Federal Reserve

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Center of Reform on Economics (Core) memproyeksikan dampak perlambatan ekonomi yang akan dialami Indonesia pasca the Fed menaikkan suku bunga acuannya. Bank sentral AS tersebut menaikkan suku bunga acuan overnight seperempat poin persentase kisaran lima persen hingga 5,25 persen.

Ekonom Core Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengatakan, naiknya suku bunga the Fed berpotensi memengaruhi Bank Indonesia untuk menaikkan suku bunga acuannya.

Baca Juga

“Ada potensi BI juga akan ikut menaikkan suku bunga acuannya. Namun, sekali lagi, ini dengan asumsi pelemahan nilai tukar rupiah melemah secara drastis tapi jika tidak BI akan tetap menahan suku bunga acuannya saat ini, tentu juga dengan memperhatikan tren inflasi di dalam negeri,” ujarnya kepada Republika, Kamis (4/5/2023).

Sementara itu, Direktur Eksekutif The Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad memprediksi terjadi perlambatan sektor usaha jika the Fed memutuskan menaikkan suku bunga acuan kesekian kalinya.

“Kalau dampak secara langsung dari naiknya suku bunga the Fed ya, Indonesia biasanya naikin suku bunga BI, suku bunga BI biasanya akan berdampak pada suku bunga pinjaman," katanya.

Menurut dia, hal tersebut tentu nantinya akan berdampak pada masyarakat. Suku bunga bank seperti suku bunga pinjaman akan semakin mahal.

"Itu akan memperlambat sektor usaha ekspansi karena pinjaman semakin mahal,” ujarnya.

Bank Sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve (the Fed) menaikkan target suku bunga acuan Amerika Serikat sebesar 25 basis poin atau 0,25 persen ke kisaran 5 persen—5,25 persen atau level tertinggi 16 tahun terakhir.

Dalam pernyataan resmi setelah menggelar pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) 2-3 Mei 2023, seperti dikutip dari situs resminya, the Fed mengatakan inflasi Amerika Serikat masih tetap tinggi dan ekonomi Amerika Serikat tumbuh dalam kecepatan sedang sepanjang kuartal I 2023.

Apabila membandingkan dengan pernyataan the Fed saat FOMC Meeting pada 21-22 Maret 2023, optimisme the Fed soal ekonomi Amerika Serikat tampak luntur atau meredup. Sepanjang 2023, masih tersisa lima kali pertemuan FOMC, yaitu 13-14 Juni, 25-26 Juli, 19-20 September, 31 Oktober-1 November, dan 12-13 Desember.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement