Selasa 11 Apr 2023 21:36 WIB

Pertamina Tambah Produksi 1,6 Juta Barel Selama Momen Mudik 2023

Pertamina memastikan seluruh kilang pengolahan dalam kondisi yang siap dan prima.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Fuji Pratiwi
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati (tengah). PT Pertamina (Persero) memprediksi lonjakan permintaan BBM pada momen mudik tahun ini. Konsumsi BBM diprediksi naik 10 persen, sehingga Pertamina akan menambah kapasitas kilang pengolahan mencapai 1,6 juta barel.
Foto: Dok. Pertamina
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati (tengah). PT Pertamina (Persero) memprediksi lonjakan permintaan BBM pada momen mudik tahun ini. Konsumsi BBM diprediksi naik 10 persen, sehingga Pertamina akan menambah kapasitas kilang pengolahan mencapai 1,6 juta barel.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) memprediksi lonjakan permintaan BBM pada momen mudik tahun ini. Konsumsi BBM diprediksi naik 10 persen, sehingga Pertamina akan menambah kapasitas kilang pengolahan mencapai 1,6 juta barel.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan untuk bisa memenuhi lonjakan permintaan BBM, Pertamina memastikan seluruh kilang pengolahan dalam kondisi yang siap dan prima. Kapasitas kilang saat ini menjadi 29,7 juta barel meningkat 1,8 juta barel dibandingkan kapasitas harian sebesar 27,8 juta barel.

Baca Juga

"Kami harus menambah produksi kilang maka crude (minyak mentah) ini harus bertambah, ada peningkatan crude 1,6 juta barel untuk satu bulan masa Satgas Rafi dari 27,8 juta kita tingkatkan menjadi 29,7 juta," kata Nicke di Komisi VI DPR RI, Selasa (11/4/2023).

Nicke menjelaskan, produksi kilang Pertamina akan disesuaikan dengan kebutuhan selama masa mudik Lebaran, yaitu peningkatan untuk gasoline seperti Pertalite, Pertamax, dan Pertamax Turbo, lalu juga peningkatan untuk avtur.

Ia merinci, proyeksi peningkatan permintaan BBM selama masa mudik Lebaran tahun ini, yaitu 10 persen untuk produk gasoline dan avtur sebesar 7,4 persen. Sedangkan permintaan BBM jenis gasoil khususnya bio solar, diprediksi akan menurun sebesar 8,7 persen karena berkurangnya aktivitas logistik sepanjang libur Lebaran.

"Produknya kami sesuaikan dengan kebutuhan, di mana gasoline kita tambah, gasoil kita sedikit kurangi, dan avtur kita tambah sehingga seluruh tambahan bisa dipenuhi dari kilang dalam negeri," imbuh Nicke.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement