REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) konsisten melaju di zona merah pada perdagangan hari ini, Kamis (16/3/2023). IHSG ditutup melemah ke level 6.565,72 atau turun nyaris satu persen dari perdagangan kemarin.
Pilarmas Investindo Sekuritas mengatakan IHSG tampak lesu sejalan dengan bursa global yang tertekan dengan kemerosotan pasar keuangan. Setelah Silicon Valley Bank (SVB), krisis yang dialami Credit Suisses di Eropa menjadi sentimen negatif di pasae saham.
"Memang katalis yang kurang baik lebih banyak mendominasi pasar, terlebih Credit Suisse yang juga mengalami masalah likuiditas," tulis Pilarmas Investindo Sekuritas dalam risetnya, Kamis (16/3/2023).
Permasalahan tersebut membuat gejolak di pasar saham Eropa hingga kontraksi lebih dari tiga persen. Dari Asia, Jepang melaporkan aktivitas perdagangan internasional yang bervariasi.
Ekspor Jepang masih mengalami kenaikan, namun aktivitas impornya mengalami penurunan. Tak hanya itu, produksi industrinya juga semakin tertekan. Sementara, China melaporkan indeks penjualan rumahnya melandai pada Februari 2023.
Dari dalam negeri, IHSG masih belum mampu bangkit dari kelesuannya di tengah rilis kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan suku bunga acuan stabil di level 5,75 persen. Demikian halnya dengan fasilitas pinjaman dan deposit yang ditahan di level 6,5 persen dan lima persen.
Mayoritas sektor mengalami koreksi di atas satu persen dengan sektor energi memimpin pelemahan sebesar 2,85 persen. Saham batu bara seperti ADRO dan PTBA tertekan aksi jual hingga terpangkas masing-masing empat persen.
Sektor lainnya yang juga terpuruk sepanjang hari ini yaitu teknologi dengan penurunan 2,23 persen. BUKA bahkan terpangkas lebih dari enam persen, kemudian GOTO menyusul turun lebih dari tiga persen.
Penurunan IHSG juga sejalan dengan amblasnya bursa regional Asia. Hang Seng dan Shanghai Composite terpangkas lebih dari satu persen. Selanjutnya Nikkei dan Strait Times masing-masing turun 0,80 persen dan 0,58 persen.