REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat pertumbuhan positif pada pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai kapitalisasi pasar sepanjang tahun berjalan 2025.
“Secara year to date (ytd), IHSG tumbuh 6,41 persen, dan market cap kita tumbuh hampir 10 persen,” kata Direktur Utama BEI Iman Rachman dalam konferensi pers HUT ke-48 Pasar Modal Indonesia di Gedung BEI, Jakarta, Senin (11/8/2025).
Lebih rinci, BEI mencatat IHSG berada di level 7.533 pada penutupan perdagangan Jumat (8/8/2025). Pada Senin (11/8) siang, indeks bergerak menguat ke level sekitar 7.539 atau naik sekitar 0,5 persen.
Adapun nilai kapitalisasi pasar tercatat mencapai Rp 13.555 triliun pada akhir pekan lalu. Angka tersebut meningkat sekitar 9,88 persen secara ytd. Pada penutupan perdagangan sesi I hari ini, market cap tercatat sebesar Rp 13.697 triliun.
“Ternyata pada 29 Juli 2025, market cap bursa berada di posisi tertinggi yakni mencapai Rp 13.701 triliun. Angka tersebut sudah melampaui level tertinggi pada tahun lalu, yakni September sebesar Rp 13.700 triliun,” ujarnya.
Iman juga menyebut bahwa market cap pasar modal Indonesia di bursa global berada di urutan ke-17. Ia menargetkan pada 2029 atau 2030 nilainya dapat mencapai 10 persen dibandingkan bursa-bursa global.
“Kita berharap rekor market cap ini akan terus melampaui sendiri dengan peningkatan kondisi perusahaan, kondisi domestik, maupun kondisi global. Walaupun kita tahu, dari Januari sampai sekarang tantangan global tidak gampang,” ujarnya.
Menurut catatan BEI, dari sisi pencatatan efek, hingga 8 Agustus 2025, BEI telah berhasil mencatatkan 22 saham baru, 116 emisi obligasi, dua Exchange-Traded Fund (ETF) baru, serta 288 seri baru Structured Warrant. Total dana yang dihimpun dari IPO saham mencapai Rp 10,39 triliun dengan enam pipeline saham pada 2025 ini. Hingga saat ini, terdapat 954 perusahaan tercatat di BEI.
Berdasarkan data Single Investor Identification (SID) per 8 Agustus 2025, jumlah investor pasar modal — yang terdiri dari investor saham, obligasi, reksa dana, dan surat berharga lainnya — meningkat 2,7 juta investor menjadi 17,59 juta. Untuk investor saham, terjadi peningkatan lebih dari 1 juta investor sejak 2024, sehingga mencapai 7,5 juta investor per 8 Agustus 2025.
Partisipasi investor ritel pun masih cukup signifikan sepanjang 2025, seiring tingginya partisipasi investor institusi. Hal ini menjadi indikator bahwa stabilitas kepercayaan dan animo investor terhadap pasar modal Indonesia tetap terjaga di tengah tekanan dan ketidakpastian kondisi ekonomi global dan domestik. Pencapaian tersebut juga berkat upaya BEI bersama stakeholder pasar modal yang telah menyelenggarakan 21.513 kegiatan edukasi terkait investasi di pasar modal Indonesia hingga 31 Juli 2025.