REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Silicon Valley Bank mengungkapkan sebelum mengalami kebangkrutan sempat menjual asetnya kepada Goldman Sachs. Laporan SVB mengungkapkan, Goldman Sachs merupakan pembeli portofolio obligasi yang menyebabkan kerugian sebesar 1,8 miliar dolar AS.
Dikutip dari Fox Business, Rabu (16/3/2023), kerugian tersebut menjadi alasan pemberi pinjaman yang berfokus pada teknologi itu mencoba menjual saham senilai 2,25 miliar dolar AS pada pekan lalu menggunakan Goldman Sachs sebagai penasihat. Hanya saja, peningkatan modal gagal karena deposan menarik uangnya dan investor khawatir SVB akan membutuhkan lebih banyak modal.
Portofolio tersebut sebagian besar terdiri dari Departemen Keuangan AS dan memiliki nilai 23,97 miliar dolar AS. Transaksi tersebut dilakukan dengan harga yang dinegosiasikan dan menghasilkan dana 21,45 miliar dolar AS.
Setelah 40 tahun, The Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) menutup Silicon Valley Bank karena regulator berupaya untuk melindungi pelanggan karena menghadapi krisis likuiditas setelah kehilangan 2 miliar dolar AS. Hal itu menjadi kegagalan bank terbesar sejak krisis keuangan.
Regulator federal AS mengatakan Signature Bank yang berbasis di New York juga ditutup untuk melindungi konsumen dan sistem keuangan setelah runtuhnya SVB. Didirikan pada 2001, Signature Bank yang berbasis di New York populer di kalangan perusahaan kripto.