Jumat 31 Mar 2023 08:18 WIB

Keruntuhan SVB Dinilai Bukan Pengulangan Krisis Ekonomi 2008

Krisis SVB justru terjadi karena bank memperoleh dana pihak ketiga yang berlimpah.

Silicon Valley Bank. Wealth Advisory Head UOB Indonesia Diendy Liu menyatakan keruntuhan Silicon Valley Bank (SVB) bukan pengulangan krisis ekonomi 2008.
Foto: AP Photo/Jeff Chiu
Silicon Valley Bank. Wealth Advisory Head UOB Indonesia Diendy Liu menyatakan keruntuhan Silicon Valley Bank (SVB) bukan pengulangan krisis ekonomi 2008.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wealth Advisory Head UOB Indonesia Diendy Liu menyatakan keruntuhan Silicon Valley Bank (SVB) bukan pengulangan krisis ekonomi 2008. Krisis ekonomi 2008 disebut terjadi karena ada bubble economy

"Saat ini sedang hangat berita kegagalan beberapa bank di Amerika Serikat dan take over Credit Suisse oleh Bank UBS. Banyak yang berspekulasi bahwa kejadian ini dapat menjadi satu krisis yang sama seperti 2008, tapi kita coba memberikan penjelasan yang sebaik mungkin bahwa sebenarnya ini berbeda," kata dia dalam Media Gathering dan Literasi 'Preserve and Grow Your Wealth Through Risk-First Approach' di Teras Ramayana, Hotel Indonesia Kempinski Jakarta, Kamis (30/3/2023).

Baca Juga

Pada tahun 2008, krisis ekonomi disebut terjadi karena ada bubble economy. Artinya, terdapat sebuah spekulasi berlebih di sektor properti AS sehingga para kreditor yang tak layak memperoleh kredit properti justru malah diberikan kredit.

Setelah itu, kredit tersebut dijual kembali oleh bank sehingga menyebabkan efek domino ketika kredit properti itu gagal.

Adapun kejadian SVB dan Signature Bank di AS pada tahun 2023 justru terjadi karena bank-bank tersebut memperoleh Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berlimpah. Saat pandemi COVID-19, lanjut dia, AS merupakan salah satu negara yang memberikan bantuan fiskal paling besar. Bantuan fiskal dari pemerintah AS (semacam Bantuan Langsung Tunai/BLT) diberikan kepada masyarakat supaya tetap bertahan melewati pandemi.

Dana-dana yang diperoleh masyarakat akhirnya disimpan oleh para nasabah ke berbagai bank, salah satunya SVB. Sayangnya, tak semua bank mampu mengelola DPK dengan baik. Apalagi, semasa pandemi dengan keberlimpahan DPK, bank tak bisa menyalurkan DPK ke kredit mengingat situasi global berada di masa pandemi, sehingga bank selektif dalam memberikan kredit.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement