REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wall Street ditutup lebih rendah pada Selasa (4/4/2023) waktu setempat setelah bukti pendinginan ekonomi memperburuk kekhawatiran bahwa kampanye Federal Reserve untuk mengendalikan inflasi yang tinggi selama puluhan tahun dapat menyebabkan penurunan yang dalam. Ketiga indeks utama turun karena data menunjukkan lowongan pekerjaan AS pada bulan Februari turun ke level terendah dalam hampir dua tahun, menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja mendingin, sementara pesanan pabrik turun untuk bulan kedua berturut-turut.
"Jumlah lowongan pekerjaan turun, yang membuat orang khawatir perekrutan berjalan terlalu lambat, dan itu akan berdampak buruk bagi perekonomian. Hal itu menimbulkan ketakutan resesi," kata Sal Bruno, Chief Investment Officer di IndexIQ di New York.
Saham bank terpukul setelah CEO JPMorgan Chase & Co, Jaime Dimon, memperingatkan dalam sebuah surat kepada pemegang saham bahwa krisis perbankan AS sedang berlangsung dan dampaknya akan terasa selama bertahun-tahun.
Saham Bank of America dan Wells Fargo & Co turun lebih dari 2 persen, dan indeks bank S&P 500 turun 1,9 persen.
Dari 11 indeks sektor S&P 500, tujuh turun, dipimpin lebih rendah oleh industri, turun 2,25 persen, diikuti oleh kerugian 1,72 persen dalam energi.
S&P 500 turun 0,58 persen untuk mengakhiri sesi di 4.100,68 poin, ditutup lebih rendah untuk pertama kalinya dalam seminggu.
Nasdaq turun 0,52 persen menjadi 12.126,33 poin. Sedangkan Dow Jones Industrial Average turun 0,59 persen menjadi 33.403,04 poin.
Caterpillar Inc yang dipandang sebagai pemimpin sektor industri, turun 5,4 persen. Pembuat chip kelas berat Nvidia kehilangan 1,8 persen, lebih berat dari saham lainnya pada penurunan S&P 500.