REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat sebesar 0,32 persen ke level 6.786,95. Total nilai transaksi yang diperdagangkan sebesar Rp 8,83 triliun. Sektor energi memimpin penguatan dengan kenaikan sebesar 1,17 persen, diikuti sektor industri yang naik 0,38 persen. Sementara sektor lainnya terjebak di zona merah.
Dalam risetnya, Pilarmas Investindo Sekuritas menyebut IHSG bergerak cenderung bervariasi di tengah mayoritas indeks global yang mengalami pelemahan. Sejumlah sentimen global mewarnai pergerakan IHSG.
"Meskipun AS secara mengejutkan mencatatkan penguatan pasar tenaga kerja di atas ekspektasi pasar, sentimen dari Silicon Valley Bank (SVB) yang mengalami default lebih kuat," tulis Pilarmas Investindo Sekuritas, Senin (13/3/2023).
Pada saat yang sama, pasar saham Asia bergerak variatif. Nikkei 225 dan Strait Times anjlok lebih dari satu persen. Sementara Hang Seng dan Shanghai Composite naik signifikan masing-masing di atas satu persen.
IHSG masih mampu menguat seiring dengan harga komoditas yang mengalami penguatan. Harga komoditas seperti emas berpotensi kembali mengalami kenaikan seiring dengan ketidakpastian ekonomi yang semakin meningkat dengan bangkrutnya SVB.
"Tak hanya itu, hal ini dapat menahan kebijakan moneter The Fed yang sebelumnya disinyalir lajunya akan semakin diperkuat," kata Pilarmas.
Sepanjang hari ini Indeks LQ45 bergerak menguat. Saham–saham yang mendominasi penguatan diantaranya BBCA, TLKM, UNTR, AMRT dan KLBF. Sedangkan saham–saham yang mendominasi penurunan diantaranya TPIA, ASII, INTP, MDKA, dan SMGR.