Jumat 17 Feb 2023 17:32 WIB

SMF Siap Lunasi Obligasi Berkelanjutan IV 2018 sebesar Rp 203,47 Miliar

Sejak 2009 hingga saat ini, SMF telah menerbitkan surat utang sebesar Rp 50,4 triliun

Kenaikan Laba Bersih SMF. Direktur Utama PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) Ananta Wiyogo memperhaitkan wartawan saat konferensi pers laporan kinerja SMF 2017 di Jakarta, Jumat (2/3).
Foto: Republika/ Wihdan
Kenaikan Laba Bersih SMF. Direktur Utama PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) Ananta Wiyogo memperhaitkan wartawan saat konferensi pers laporan kinerja SMF 2017 di Jakarta, Jumat (2/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF telah menyiapkan dana untuk pelunasan pokok dan bunga atas obligasi berkelanjutan IV tahap III seri C tahun 2018 senilai Rp 203,47 miliar. Nilai tersebut terdiri atas pokok sebesar Rp 200 miliar dan bunga Rp 3,47 miliar, yang jatuh tempo pada 20 Februari 2023.

Direktur Utama SMF Ananta Wiyogodalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (17/2/2023), mengatakan pelunasan obligasi tersebut merupakan komitmen dari perseroan dalam memenuhi kewajiban keuangan. Perseroan saat ini telah menyiapkan dana untuk pelunasan obligasi jatuh tempo tersebut. Adapun dana akan bersumber dari posisi kas internal perseroan yang saat ini ditempatkan pada instrumen deposito.

Baca Juga

Ia menegaskan obligasi yang diterbitkan oleh SMF memiliki peringkat idAAA yang diperoleh dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Sejak 2009 hingga saat ini, SMF telah melakukan penerbitan surat utang sebanyak 51 kali dengan total Rp 50,4 triliun.

Peringkat tersebut merupakan peringkat tertinggi yang menunjukkan kemampuan SMF untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang, serta profil permodalan yang sangat kuat dengan didukung oleh kualitas aset yang sangat baik dan mencerminkan tingkat dukungan yang sangat kuat dari Pemerintah Indonesia.

"Penerbitan obligasi SMF bertujuan untuk mendukung stabilitas ekonomi nasional khususnya di industri perumahan melalui penyaluran pinjaman (refinancing atas kredit pemilikan rumah/KPR), sehingga dapat mendorong ketersediaan rumah yang layak dan terjangkau bagi masyarakat Indonesia," ungkap Ananta.

 

 

Penerbitan itu terdiri atas 38 kali penerbitan obligasi dan sukuk mudharabah (penawaran umum) sebesar Rp45,63 triliun, 12 kali medium term notes (penawaran terbatas)

sebesar Rp4,67 triliun, dan satu kali penerbitan surat berharga komersial sebesar Rp120 miliar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement