REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Beragam cara untuk menekan inflasi pada komoditas pangan strategis. Salah satunya dengan gerakan tanam bawang merah bantuan Kementerian Pertanian (Kementan) tahun 2022 dalam upaya menekan inflasi di Jalan Lingkar Selatan Kelurahan Limusnunggal, Kecamatan Cibeureum, Kota Sukabumi, Kamis (29/13/2022).
Pada momen gerakan tanam bawang merah ini Kementan memberikan bantuan benih bawang merah setara untuk lahan 10 hektare. "Kementan hadir di Sukabumi sebagai bentuk langkah antisipasi dan tanggungjawab untuk terus mengawal terhadap pasokan produksi untuk komoditas pangan strategis," ujar Koordinator Produksi dan Kelembagaan Benih Direktorat Jenderal Holtikultura Kementerian Pertanian Langgeng Muhono, Kamis (29/12/2022).
Di mana, gerakan menanam bawang merah karena memang salah satu komoditas inflasi yang harus dikawal. Meskipun terang dia Kota Sukabumi bukan daerah sentra bawang. Minimal, harapannya kalau semua daerah bisa sedikit mandiri maka akan mengurangi beban pasokan kebutuhan bawang secara nasional.
"Tentunya semakin meringankan dalam langkah strategis menekan inflasi," cetus dia.
Kementan juga lanjut Langgeng, akan mensinergikan kebijakan bersam Pemkot Sukabumi karena bagaimanapun mereka ujung tombak mengawal kegiatan produksi maupun distribusi. Lebih lanjut ia menuturkan benih bawang ini dari salah satu sentra produksi benuh Brebes yang merupakan varietas sangat diminati dan paling mahal harganya.
Petani di Sukabumi lanjut Langgeng bisa mengembangkannya dan tidak hanya mandiri dari pasokan tapi mandiri dari penyediaan benihnya. Ia mengatakan panen bawang ini bisa dilakukan dalam kurun waktu tanam 60 hingga 70 hari setelah semai.
Sehingga bisa panen di bulan Ramadhan atau pada saat kebutuhan pangan meningkat. Berharap pada saat kebutuhan konsumsi bawang merah meningkat di hari besar agama, Sukabumi bisa memenuhi kebutuhan bawang merahnya.
"Kami memberikan benih bawang setara 10 hektare dan akan panen minimal pada maret 2023 sekitar 200 ton bawang konsumsi," ungkap Langgeng. Produksi bawang ini dapat menyangga kebutuhan bawang konsumsi.
Sejauh ini lanjut Langgeng, sentra penghasil bawang merah mulai bertumbuh walaupun terpusat di Pulau Jawa seperti Brebes, Nganjuk, Tegal, Pemalang atau dari Jawa Tebgah dan Jawa Timur.
Namun kata Langgeng, melihat potensi pertanuan di Kota Sukabumi masih tersedia dan petani cukup antusias menanam. Minimal kebutuhan bawang merah untuk konsumsi di Sukabumi sebesar 10 hingga 30 persen dipenuhi petani agae didorong budidaya.
Targetnya tutur Langgeng, pada saat tertentu pasokan kebutuhan bawang merah tersedia dan menekan inflasi di bawah normal. Khususnya terkait harga dan jumlahnya bisa dikontrol dan selama ini sangat tergantung pada musim yakni saat musim hujan tidak ada panen.
Langgeng menuturkan, Kementan juga menggandeng kelompok tani dalam penanaman bawang. Nantinya ada pengawalan penuh dari Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) dan dinas pertanian dalam menyediakan bawang merah asli produksi Sukabumi.
Ketua KTNA Kota Sukabumi Ali Rahman mengucapkan terimakasih atas diberikan bantuan benih bawang merah. Harapannya agar produksitivitas petani meningkat dan kesejahteraan petani mengalami kenaikan.
Baca juga : Kementan Gandeng TNI Permudah Masyarakat Akses Pangan dengan Harga Terjangkau
Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kota Sukabumi Susiana mengatakan, pemkot memberikan apresiasi kepada Kementan atas bantuan 10 ton benih bawamg merah setara 10 hektare. Meskipun bukan sentra bawag merah tapi petani antusias.
Di mana, ada lima kelompok tani dan dua gapoktan yang dilibatkan dalam gerakan penaman bawang merah. Diakui Susiana lahan penanaman bawang merah ini baru ada di Kecamatan Cibeureum dan ke depan akan diperluas ke wilayah lainnya yang memiliki potensi.