REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasar saham akan kembali kedatangan perusahaan teknologi jumbo. PT Global Digital Niaga Tbk yang mengoperasikan platform e-commerce, Blibli, mengumumkan akan segera menggelar penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO).
Berdasarkan prospektus yang dirilis Senin (17/10/2022), Blibli menawarkan sebanyak-banyaknya 17.771.205.900 saham baru yang merupakan. Saham Biasa Atas Nama dengan nilai nominal Rp250,00 setiap saham.
Jumlah tersebut setara 15 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO. Saham Blibli ditawarkan dengan rentang harga sebesar Rp 410 hingga Rp 460 per saham.
Dengan rentang harga yang ditawarkan tersebut, Blibli berpotensi meraup dana sebanyak-banyaknya sebesar Rp8,2 triliun. Masa penawaran umum akan berlangsung mulai 1 – 3 November 2022. Saham Blibli dijadwalkan tercatat di BEI pada 7 November 2022.
Blibli akan menggunakan sebagian besar dana hasil IPO yakni sebesar Rp5,5 triliun untuk pembayaran utang fasilitas perbankan. Lebih rinci, masing-masing sebesar Rp2,75 triliun akan dibayarkan untuk melunasi utang kepada BCA dan Bank BTPN.
Sisanya, dana IPO akan digunakan oleh Perseroan dan Entitas Anak sebagai modal kerja untuk mendukung kegiatan
usaha utama dan pengembangan usaha Perseroan, termasuk namun tidak terbatas pada kegiatan penjualan dan pemasaran, pengembangan produk, pembiayaan kegiatan operasional.
Dana IPO juga akan digunakan untuk penambahan fasilitas pendukung usaha Perseroan, termasuk diantaranya pembaruan teknologi. Adapun sekitar 57 persen akan digunakan oleh Perseroan dan sekitar 43 persen akan digunakan oleh GTNe, Entitas Anak Perseroan.