REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Nestle Indonesia mengalami penurunan pasokan susu segar dari peternak sapi perah di Jawa Timur hingga 30 persen akibat penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak di Indonesia sejak Mei lalu. "Drop-nya luar biasa, tentunya lebih dari 30 persen," kata Corporate Affairs Director Nestle Indonesia Sufintri Rahayu di Jakarta, Rabu (7/9/2022).
Sufintri mengatakan, meskipun saat ini vaksinasi PMK sudah berjalan dan semakin banyak hewan ternak yang divaksin, namun produksi susu belum bisa kembali secara normal. Menurut dia, hal itu disebabkan sapi yang sakit PMK butuh masa pemulihan untuk bisa kembali memproduksi susu seperti sedia kala. Dia menjelaskan bahwa produksi susu segar di Indonesia belum kembali seperti masa sebelum ada wabah PMK.
"Masalah supply ini menjadi suatu kondisi yang sampai saat ini belum 100 persen rebound seperti pada saat sebelum PMK," kata Sufintri.
Sufintri juga menegaskan bahwa Nestle Indonesia tetap membeli susu segar dari peternak lokal dan tidak memutuskan untuk impor susu dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan.
"Dan tentunya kita saling bantu membantu di industri untuk kami tetap tidak melakukan impor susu. Jadi Nestle tetap lokal semuanya dibeli untuk produk susu, kami pembeli terbesar di Jawa Timur," kata Sufintri.
Sufintri menerangkan bahwa Nestle juga memberikan bantuan kepada peternak sapi perah berupa vitamin dan obat-obatan, peralatan sanitasi, perlengkapan vaksinasi, dan pendampingan dokter hewan. Nestle Indonesia telah bermitra dengan 26 ribu peternak sapi perah di Jawa Timur yang membeli susu segar senilai 120 juta dolar AS setiap tahun. Produk susu segar tersebut akan dijadikan sebagai produk susu steril kaleng Bear Brand.