REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kelompok kerja pertanian atau Agriculture Working Group (AWG) kembali menggelar Agriculture Deputy Meeting (ADM) ke-2 kembali digelar pada 27-28 Juli di Yogyakarta secara hibrid. Indonesia pun mengajak para negara anggota G20 untuk memperkuat persatuan, kebersamaan dalam situasi krisis pangan dunia.
Sekretaris Jenderal Kementan, Kasdi Subagyono, dalam konferensi pers virtual, Rabu (27/7/2022) mengatakan, para anggota G20 harus bisa menghadapi krisis pangan global dengan mengatasi persoalan pemicu secara baik. Di antaranya pandemi Covid-19 serta perubahan iklim global.
"Seluruh member pada pertemuan deputi ini harus memberikan komitmen besar terhadap sense of crisis dari ketahanan pangan global," kata Kasdi.
Pada pertemuan ADM ke-2 kali ini, salah satu fokus utama para anggota yakni mematangkan draft Komunike yang akan disampaikan Menteri Pertanian RI sebagai Ketua AWG G20 pada pertemuan tingkat menteri di Bali pada 27-29 September 2022 mendatang.
Fokus draft Komunike tersebut, kata Kasdi, berpusat pada tempat produksi dan perdagangan pangan untuk semua negara.
"Kita memberikan pandangan bahwa tidak boleh ada batasan negara, bangsa. Harus terbuka, transparan dan bisa diakses semua pihak terutama anggota G20," kata dia.
Adapun subtopik dari draft Komunike yang dibahas juga mengangkat empat isu utama. Di antaranya kebijakan ketahanan pangan pascapandemi, pertanian yang tangguh di tengah perubahan iklim, food lost and waste, serta digitalisasi pertanian.