Kamis 12 May 2022 19:02 WIB

Kinerja Emiten BUMN Hampir Sentuh Dua Digit, Saham Grup MIND ID Tumbuh Signifikan

Pengamat sebut kinerja saham emiten BUMN infrastruktur masih belum pulih

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Kinerja saham emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mulai menunjukkan perbaikan pada tahun ini. Kondisi tersebut tercermin dari kinerja IDXBUMN20 yang mengalami peningkatan sebesar 9,85 persen per 31 Maret 2022.
Foto: Prayogi/Republika.
Kinerja saham emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mulai menunjukkan perbaikan pada tahun ini. Kondisi tersebut tercermin dari kinerja IDXBUMN20 yang mengalami peningkatan sebesar 9,85 persen per 31 Maret 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kinerja saham emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mulai menunjukkan perbaikan pada tahun ini. Kondisi tersebut tercermin dari kinerja IDXBUMN20 yang mengalami peningkatan sebesar 9,85 persen per 31 Maret 2022.

Peningkatan IDXBUMN20 ini utamanya ditopang oleh kinerja saham yang berkaitan dengan sektor migas dan tambang. Tingginya harga komoditas ini pula yang menyelamatkan Indonesia dari krisis dua tahun terakhir. 

"BUMN yang bergerak di sektor ekstraktif menjadi salah satu lokomotif yang mampu memberikan kinerja bagus," kata pengamat BUMN dari Universitas Indonesia (UI) Toto Pranoto, Kamis (12/5). 

Sebagai contoh, kinerja saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) telah mengalami kenaikan sebesar 6 persen sejak awal tahun. Kenaikan harga komoditas migas bahkan telah membawa PGAS menguat 21 persen dalam satu tahun terakhir dan saat ini berada di posisi 1.470. 

Saham-saham yang menjadi anggota holding MIND ID juga melesat signifikan. Sejak awal tahun, saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) telah terbang 34,69 persen. Saham PT Timah Tbk (TINS) juga menguat 12,03 persen secara year-to-date (ytd). Sedangkan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menguat 3,56 persen ytd.

Selain sektor migas dan tambang, menurut Toto, kinerja saham BUMN sektor financial intermediaries seperti perbankan juga cukup cemerlang pada tahun ini. Penguatan saham bank pelat merah disebut memberikan konstribusi positif terhadap kinerja IHSG. 

Perbaikan kinerja saham bank BUMN ini juga sejalan dengan pemulihan ekonomi nasional yang terus berlanjut seiring meredanya kasus Covid-19. Pergerakan saham bank BUMN juga mencerminkan kinerja keuangan sepanjang kuartal I 2022 yang tercatat positif. 

Diantara keempat bank BUMN, saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang mengalami kenaikan tertinggi. Sejak awal tahun, BBNI telah menguat 21 persen, disusul saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang meningkat 12 persen, kemudian saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) naik 5 persen. 

Meski demikian, Toto mengakui, kinerja saham BUMN dari beberapa sektor juga masih belum pulih seutuhnya seperti infrastruktur. Menurutnya, hampir semua BUMN Karya masih berkutat dengam upaya perbaikan likuiditas dan juga menjaga keseimbangan struktur modal dengan lebih baik.

Sejak awal tahun, saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) telah terpangkas hingga 18 persen dan saat ini berada di posisi 905. Sementara saham PT Waskita Karya Tbk (WSKT) terkoreksi lebih dalam mencapai 22 persen dan hampir menyentuh posisi terendah sepanjang masa di level 492. 

Saham anak usaha kedua perusahaan juga masih belum bisa keluar dari zona merah. PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) melemah 9 persen dan PT Waskita Beton Precats Tbk (WSBP) menyusut 16 persen. 

Dengan mulai pulihnya aktivitas ekonomi, Toto memproyeksi kinerja saham yang babak belur pada kuartal pertama 2022 dapat segera pulih pada kuartal kedua 2022. Sementara sektor komoditas dan energi diperkirakan akan tetap menguat sepanjang tahun ini.

Berkaca pada tahun lalu, kinerja saham emiten BUMN dinilai masih cukup terseok sepanjang 2021. Dilihat dari performa IDXBUMN20, kelompok saham emiten pelat merah itu mengalami koreksi sebesar 6,6 persen ytd, dimana posisi indeks pada awal 2021 dibuka di level 392 dan ditutup di level 366 pada penghujung tahun 2021.

"Performa yang kurang memuaskan ini disebabkan karena pelemahan beberapa emiten yang berkapitalisasi besar terutama yang terdapat pada sektor perbankan mengalami pelemahan selama 2021," kata Kepala Riset Reliance Sekuritas, Alwin Rusli. 

Menurut Alwin, performa mayoritas emiten BUMN cenderung kurang prima sejak tahun 2020 karena masih terpengaruh dengan pandemi covid-19.

Namun dibandingkan akhir tahun 2019, performanya tidak jauh berbeda. Hal ini menandakan proses pemulihan ekonomi Indonesia sudah tercermin di harga saham tersebut. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement