Kamis 24 Mar 2022 09:59 WIB

Menghitung Valuasi Saham GOTO, Mahal atau Murah?

Dengan harga IPO dikisaran Rp 316 – Rp 346, valuasi saham GOTO disebut cukup premium

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Direktur Utama PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk Andre Sulistyo saat menyampaikan paparannya dalam acara Public Expose Penawaran Umum Perdana Saham PT GoTo Gogek Tokopedia Tbk, Selasa (15/3). PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) akan menyelenggarakan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) dan berpotensi mendapatkan dana segar sebanyak Rp 16,4 triliun hingga Rp 17,9 triliun. Dengan penawaran harga IPO dikisaran Rp 316 – Rp 346, valuasi saham GOTO disebut cukup premium.
Foto: Republika/Retno Wulandhari
Direktur Utama PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk Andre Sulistyo saat menyampaikan paparannya dalam acara Public Expose Penawaran Umum Perdana Saham PT GoTo Gogek Tokopedia Tbk, Selasa (15/3). PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) akan menyelenggarakan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) dan berpotensi mendapatkan dana segar sebanyak Rp 16,4 triliun hingga Rp 17,9 triliun. Dengan penawaran harga IPO dikisaran Rp 316 – Rp 346, valuasi saham GOTO disebut cukup premium.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) akan menyelenggarakan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) dan berpotensi mendapatkan dana segar sebanyak Rp 16,4 triliun hingga Rp 17,9 triliun. Dengan penawaran harga IPO dikisaran Rp 316 – Rp 346, valuasi saham GOTO disebut cukup premium. 

Penggunaan dana IPO seluruhnya akan digunakan untuk modal kerja dengan alokasi 30 persen akan digunakan oleh Tokopedia, 30 persen oleh Gojek, dan 25 persen untuk Gopay. Dengan rentang harga IPO itu, GOTO berpotensi memiliki market cap sebesar Rp 378 – Rp 414 triliun.

Baca Juga

Analis Samuel Sekuritas Muhammad Farras Farhan menghitung valuasi GOTO menggunakan rasio harga saham terhadap gross transaction value (GTV). Pada Juli 2021, GOTO mencetak GTV sebesar Rp 244 triliun atau tumbuh 28 persen yoy dengan pendapatan kotor sebesar Rp 7 triliun, merefleksikan 2,8 persen take rate. 

GOTO kemudian harus mengurangi pendapatan kotor tersebut dengan beban promosi, sesuai dengan PSAK 72, yang membuat GOTO memiliki pendapatan bersih Rp 2,5 triliun, setara dengan 1 persen take rate. "Take rate ini masih lebih kecil dibandingkan dengan Sea Ltd yang memiliki 6,9 persen take rate atau Grab Ltd sebesar 5,7 persen pada 2021," kata Farras dalam risetnya dikutip Kamis (24/3).

Rendahnya angka take rate ini diatribusikan kepada rendahnya take rate dari segmen fintech services yang berkontribusi terhadap 37 persen dari total GTV di 2020. Per Juli 2021, GOTO masih mencatat EBITDA loss sebesar Rp 8 triliun dan net loss sebesar Rp 7,6 triliun yang menandakan adanya potensi pencapaian profitabilitas yang lebih lama.

Dengan total saham beredar sebesar 1,2 triliun lembar, maka GOTO ditawarkan pada rentang P/GTV tahun 2021 sebesar 0,86x – 0,95x. GOTO sendiri telah mencetak GTV 2020 sebesar Rp 330 triliun. Dengan menggunakan asumsi pertumbuhan GTV 28,7 persen (setara dengan pertumbuhan CAGR 3 tahun), maka GOTO akan memiliki GTV sebesar Rp 538 triliun pada 2022.

"Ini membuatnya memiliki valuasi yang relatif lebih premium dibandingkan peersnya di 0,7x – 0,8x," terang Farras. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement