Rabu 15 Sep 2021 08:37 WIB

Pemerintah Terbitkan Surat Utang SDG Denominasi Euro

Transaksi ini merupakan SDG bond konvensional pertama di Asia.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolandha
Mata uang Euro
Foto: VOA
Mata uang Euro

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menerbitkan surat utang negara (SUN) sustainable development goals (SDG) mata uang asing euro dengan format SEC-Registered Shelf Take Down. Surat utang yang diterbitkan senilai 500 juta euro. 

“Transaksi ini merupakan SDG bond konvensional pertama di Asia,” tulis keterangan resmi Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan seperti dikutip Rabu (15/9).

DJPPR menjelaskan seri SUN yang diterbitkan adalah RIEUR0334 dengan tenor 12 tahun atau yang akan jatuh tempo pada 23 Maret 2034 mendatang. Adapun surat utang ini memiliki tingkat kupon sebesar 1,3 persen.

Pada penerbitan SDG bond perdana ini, pemerintah berhasil menekan harga sebesar 27 bps dari initial price guidance yang berada pada level MS+140-145 bps ke final price guidance pada level MS+118bps.

"Ini merupakan spread terhadap Mid-Swaps terendah terhadap SUN denominasi Euro dengan tenor 12 tahun," tulis DJPPR.

Dengan penerbitan bond dalam format ESG (Environment, Social, and Governance) serta permintaan yang cukup tinggi dari investor, pemerintah dapat menerbitkan SDG bond tanpa tambahan new issue concessions (NIC). Adapun penerbit bond biasanya memberikan NIC sebagai insentif agar investor tertarik membeli bond baru yang merupakan tambahan suplai di pasar.

Dalam rangka penerbitan SDG bond ini, pemerintah telah menyusun SDGs Government Securities Framework (SDGs Framework) dan telah mendapatkan Second Party Opinion dari CICERO dan IISD. Adapun framework baru tersebut merupakan pengembangan dari Green Bond dan Green Sukuk Framework yang diterbitkan 2018.

Sebelum penerbitan SDG bond, pemerintah juga telah melaksanakan serangkaian non-deal investor update calls pada 7-8 September 2021 untuk memperkenalkan SDGs Framework serta menyampaikan komitmen pemerintah untuk melaksanakan United Nations Sustainable Development Goals roadmap.

Terdapat lebih dari 70 investor, baik yang konvensional maupun yang fokus pada portofolio ESG, berpartisipasi dan memberikan respons positif atas penyelenggaraan investor update call tersebut.

Pemerintah akan mengalokasikan seluruh dana hasil penerbitan SDG bond ini untuk mendanai proyek-proyek yang masuk kualifikasi Eligible SDGs Expenditures dalam SDGs Framework.

"Debut penerbitan SDG bond ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk pembiayaan proyek-proyek sosial dan lingkungan hidup untuk mewujudkan agenda 2030 pembangunan berkelanjutan," tulis DJPPR.

Pemerintah bertekad untuk mewujudkan agenda tujuan pembangunan berkelanjutan dengan menetapkan berbagai kebijakan dan program pembangunan untuk mencapai SDGs target pada 2030. Adapun seluruh surat berharga negara (baik Green maupun SDG) yang diterbitkan berdasarkan SDGs Framework sejalan dengan standar internasional termasuk International Capital Market Association principles.

"Pemerintah berkomitmen untuk memenuhi standar yang berlaku untuk penerbitan SDG bond dan menyampaikan laporan tahunan atas penerbitan tersebut," tulis DJPPR.

SDG bond yang diterbitkan pada transaksi kali ini diperkirakan akan memperoleh peringkat Baa2 dari Moody’s, BBB dari Standard & Poor’s, dan BBB dari Fitch, serta akan dicatatkan pada Singapore Stock Exchange dan Frankfurt Stock Exchange.

Joint Bookrunners dalam transaksi ini adalah BofA Securities, Citigroup, Credit Agricole CIB, HSBC dan UBS. Sedangkan yang bertindak sebagai co-Managers adalah PT BRI Danareksa Sekuritas and PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk. Kemudian Credit Agricole CIB dan HSBC juga bertindak sebagai Joint SDG Structuring Advisors.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement