REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Medco Energy Tbk mendukung rencana pemerintah untuk beralih ke energi bersih (EBT). Salah satunya, tahun ini perusahaan punya Panigoro family tersebut fokus mengembangkan dua proyek EBT.
VP Corporate Planning & Investor Relations Medco Energi, Myrta Sri Utami mengatakan, perusahaan selain berfokus pada bisnis minyak dan gas juga menambah portofolio hijau dengan proyek energi bersih. Salah satu langkah konkretnya, perusahaan menganggarkan 60 juta dolar AS untuk proyek energi bersih.
"Untuk business power, akan banyak fokus di Riau IPP (Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap/PLTGU) dan Ijen Geothermal (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi/PLTP)," ujar Myrta dalam IPA Convex, Rabu (1/9).
Pada semester satu tahun ini saja, kata Myrta, Medco mencatat penjualan listrik sebesar 666 GWh. Namun 32 persennya berasal dari energi terbarukan.
"Kami juga berupaya menggaet partner dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga gas. Kami menggandeng Kansai Electric Power Company untuk proyek gas mendatang," ujar Myrta.
Selain dua proyek pembangkit, Myrta menjelaskan Medco juga sedang melakukan pembangunan panel surya berkapasitas 26 MW di Sumbawa, NTB. Ia menargetkan panel surya ini akan beroperasi pada kuartal pertama tahun depan.
Myrta mengungkapkan, saat ini mayoritas bisnis Medco memang dari hulu migas. Namun, perusahaan juga komitmen pada environmental, social, and corporate governance (ESG) dalam menjalankan bisnis, terlihat dari dua pembangkit yang digarap tidak berasal dari batu bara.
"Apakah Medco akan masuk green investment? Mungkin saat ini kita masih akan kaji dulu akan ke arah sana atau tidak. Tapi kalau dilihat dari portofolio bisnis Medco 60 persen gas, power-nya juga kita tidak beroperasi di batu bara, dan mining juga copper (pertambangan emas). Jadi pathway-nya masih ke sana," ujar dia.