Kamis 29 Jul 2021 09:45 WIB

IHSG Dibuka Menguat Seiring Kenaikan Indeks Saham Asia

IHSG diprediksi cenderung melemah pada hari ini.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Fuji Pratiwi
Seorang petugas kebersihan melintasi layar digital pergerakan saham di Jakarta (ilustrasi). IHSG bergerak di zona hijau pada pembukaan perdagangan hari ini, Kamis (29/7).
Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/hp.
Seorang petugas kebersihan melintasi layar digital pergerakan saham di Jakarta (ilustrasi). IHSG bergerak di zona hijau pada pembukaan perdagangan hari ini, Kamis (29/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada pembukaan perdagangan hari ini, Kamis (29/7). IHSG dibuka menguat ke level 6.016,61 setelah mengalami koreksi pada penutupan perdagangan sebelumnya sebesar 0,14 persen. 

Penguatan IHSG ini sejalan dengan kenaikan indeks saham di Asia. Di sisi lain, indeks saham utama di Wall Street semalam berakhir variatif seiring keluarnya rilis laporan keuangan dari sejumlah perusahaan raksasa di sektor teknologi. 

Baca Juga

Phillip Sekuritas Indonesia memperkirakan, IHSG akan cenderung melemah pada hari ini. Rilis laporan keuangan emiten pada kuartal II 2021 disebut menjadi perhatian pelaku pasar. 

"Apple memproyeksikan perlambatan pertumbuhan pendapatan di Semester II 2021, sementara Facebook juga memberi peringatan mengenai prospek usaha perusahaan ke depan," tulis Phillip Sekuritas dalam risetnya, Kamis (29/7). 

Menurut riset, investor juga mencerna hasil pertemuan kebijakan Federal Open Market Committee (FOMC). Dari hasil pertemuan itu, Bank Sentral AS The Federal Reserve (The Fed) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan Federal Fund Rate (FFR) dikisaran target antara nol hingga 0,25 persen. 

"FOMC berpandangan kondisi ekonomi AS semakin membaik di tengah lonjakan penularan virus Covid-19," tulis riset. 

FOMC mempertegas kembali pandangan bahwa kenaikan laju inflasi belakangan ini kemungkinan besar bersifat sementara (transitory) dan terhubung erat dengan pembukaan kembali (reopening) kegiatan ekonomi AS dari pandemik. 

Para anggota FOMC juga mulai mendiskusikan cara menarik (tapering) program pembelian asset (Quantitative Easing). Namun, belum ada keputusan megenai kapan tapering akan dilakukan. 

Dalam konferensi persnya, Gubernur the Fed Jerome Powell mengatakan, The Fed masih jauh dari keputusan untuk menaikkan suku bunga meskipun optimisme atas ekonomi AS semakin kuat. Powell mengatakan ketika saat untuk melakukan tapering itu tiba, The Fed kemungkinan besar akan mengurangi pembelian bulanan KIK-EBA (Mortgage-Backed Securities atau MBS) secara bersamaan dengan pengurangan pembelian bulanan surat utang Pemerintah AS (US Treasuries). 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement