REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Archi Indonesia Tbk resmi tercatat sebagai emiten baru di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, Senin (28/6). Perusahaan tambang pure-play emas ini merupakan emiten ke-21 yang mencatatkan saham perdana di BEI pada tahun ini.
Pada perdagangan perdananya, saham emiten berkode ARCI ini langsung melesat naik 2 persen menjadi Rp 765 per saham. Bahkan ARCI juga sempat menguat hingga menyentuh level Rp 850 dengan kenaikan di atas 10 persen.
Melalui Penawaran Umum Perdana Saham (IPO), Archi melepas sebanyak 3,72 miliar saham yang mewakili 15 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor Perseroan setelah IPO dengan harga Rp 750 setiap saham. Dari hasil IPO ini, ARCI berhasil menghimpun dana senilai Rp 2,79 triliun.
"Berdasarkan hasil dari penawaran saham ARCI selama masa bookbuilding dan offering period melalui sistem e-IPO, kami melihat antusiasme yang luar biasa dari para investor retail sehingga pesanan yang masuk jauh melebihi porsi yang telah kami alokasikan sebelumnya," kata Wakil Direktur Utama Archi, Rudy Suhendra, Senin (28/6).
Selain untuk pembayaran pokok pinjaman, Archi berencana menyalurkan dana hasil IPO untuk peningkatan operasional dan modal kerja umum. Perseroan juga berencana untuk mendorong kegiatan eksplorasi tambang demi menemukan cadangan baru, serta akan menggandakan kapasitas Pabrik Pengolahan dalam lima tahun ke depan.
"Kebutuhan belanja modal untuk ekspansi bisnis ini akan dibiayai dari kas internal perusahaan," kata Direktur Keuangan dan Chief Financial Officer (CFO) Archi, Adam Jaya Putra.
Melalui anak perusahaan, Archi memiliki lebih dari 10 tahun pengalaman dan rekam jejak operasional yang terus berkembang di Tambang Emas Toka Tindung yang berlokasi di Sulawesi Utara. Selain itu, Archi juga telah membangun hubungan erat dengan seluruh stakeholders di sekitar lingkar Tambang Emas Toka Tindung.
Tambang Emas Toka Tindung merupakan salah satu produsen emas yang paling kompetitif dari sisi biaya secara global berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh konsultan industri independen, CRU International Limited.
Hingga Desember 2020, Archi baru melakukan eksplorasi dan penambangan sekitar 10 persen dari area konsesi yang memiliki total luas sekitar 40 ribu hektare. Dengan memiliki potensi besar yang belum dimanfaatkan tersebut, Archi berencana untuk mendorong kegiatan eksplorasi tambang dengan menargetkan area proyek Near-mine, Western Corridor dan Greenfields.
Dalam rangka menyelaraskan rencana Perseroan untuk mendorong aktivitas eksplorasi tambang serta meningkatkan prospek bisnis Perseroan, Archi juga akan meningkatkan kapasitas Pabrik Pengolahan bijih emas yang dimiliki saat ini, dari sekitar 3,6 juta ton per tahun pada akhir 2020 menjadi 8,0 juta ton per tahun pada akhir tahun 2025 yang akan ditingkatkan secara bertahap.