REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bank Riau Kepri (BRK) telah siap melakukan konversi menjadi bank umum syariah. Sejumlah proses sedang dijalani dengan bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Riau sebelum resmi mengajukan ke Direktorat Pengaturan dan Perizinan Bank Syariah (DPPS) Kantor Pusat OJK di Jakarta.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Riau, Yusri menyampaikan sampai saat ini proses persiapan konversi Bank Riau Kepri masih dipersiapkan Direksi atau Tim konversi BRK. "Kami secara maraton masih melakukan pembahasan kesiapan konversi tersebut dengan BRK sebelum permohonannya diajukan nantinya ke OJK," katanya pada Republika.co.id, beberapa waktu lalu.
Yusri mengatakan konversi BRK menjadi bank syariah merupakan keputusan Pemegang Saham BRK. Namun demikian OJK meminta Direksi untuk melakukan kajian dan survei untuk memastikan BRK hasil konversi nantinya dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
Konversi tersebut juga tentunya harus didukung khususnya oleh masyarakat Riau dan Riau Kepri. Termasuk dukungan dari nasabah yang telah eksis saat ini baik nasabah pendanaan maupun nasabah pembiayaan.
"Sehingga harapannya setelah konversi nantinya nasabah-nasabah tersebut tetap setia menjadi nasabah BRK Syariah," katanya.
Yusri menambahkan, bank konvensional dan syariah punya peluang yang sama untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Tergantung bagaimana pengurus menyiapkan infrastruktur yang handal, produk yang variatif sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Bank juga perlu mempertahankan bahkan meningkatkan kemampuannya untuk bersaing di antara pelaku jasa keuangan lainnya. BRK selama ini telah menjalankan Unit Usaha Syariahnya dan mencatatkan kinerja yang cukup baik.
"BRK sebagai tuan rumah di Riau dan Kepulauan Riau diharakan berkiprah dengan baik agar mampu menjadi akselerator dalam mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi di kedua provinsi tersebut yang terpuruk sebagai dampak dari pandemi Covid-19," katanya.
Per Januari 2021, BRK mencatatkan total aset sebesar Rp 26,6 triliun. Laba tercatat sebesar Rp 7,6 miliar. Per Kuartal III 2020, modal inti BRK tercatat Rp 2,8 triliun dan rasio Return on Equity sebesar 19,21 persen dan Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 83,75 persen.
Menurut laporan keuangan UUS BPD Riau Kepri, total aset UUS per Juni 2020 sebesar Rp 3,3 triliun dengan laba sebesar Rp 41 miliar. Non Performing Financing (NPF) gross tercatat 2,78 persen dan Financing to Deposit Ratio (FDR) sebesar 98,05 persen.