REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Pembangunan Daerah (BPD) Riau Kepri menargetkan pertumbuhan sekitar 7,5 persen untuk pembiayaan pada 2022. Direktur Utama PT Bank Riau Kepri, Andi Buchari menyampaikan target keuangan tidak banyak berubah setelah konversi menjadi syariah.
"Untuk perubahan target keuangan tidak banyak hanya perubahan pada skema saja, target pembiayaan hingga akhir 2022 sekitar Rp 25-26 triliun, atau tumbuh sekitar 7,5 persen di RBB kita," katanya di Jakarta, Senin (30/5/2022).
Andi mengatakan, Unit Usaha Syariah (UUS) BRK sendiri sudah berkontribusi signifikan. Dari sisi aset, pangsanya sudah mencapai 27 persen dari induk, yakni sekitar Rp 9,2 triliun. Pertumbuhan laba sebesar 135 persen pada 2021 (yoy). Laba tersebut berkontribusi sekitar 40 persen pada laba perusahaan.
"Artinya sudah sangat layak kita berpindah jadi syariah, ini jadi verifikasi dari masyarakat yang mendukung mereka bondong-bondong gunakan layanan syariah," katanya.
Setelah konversi, pembiayaan BRK Syariah akan ditopang oleh skema akad jual beli atau murabahah. Skema bagi hasil juga akan didorong untuk pembiayaan UMKM kelapa sawit. Selain itu akad MMQ untuk KPR juga kerja sama FLPP.
Menurutnya, potensi tersebut turut menjanjikan di Riau dan Kepri, khususnya Batam. Batam menjadi area pertumbuhan baik dari sisi infrastruktur maupun properti, perumahan.
Menurutnya, porsi konsumer saat ini masih dominan yakni sekitar 75 persen dan 25 persen diantaranya untuk komersial dan korporasi. Rasio UMKM atau RPIM sendiri telah melampaui 20 persen dengan strategi salah satunya penyaluran melalui koperasi.