REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Jago Tbk berencana melaksanakan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Target dana yang dihimpun dari aksi korporasi tersebut sebesar Rp7 triliun.
Dana hasil penerbitan right issue ini akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan terkait pemenuhan aturan modal minimum bank. Selain itu, dana juga akan digunakan untuk ekspansi usaha dan investasi di infrastuktur Teknologi Informasi dan sumber daya manusia.
"Sekitar 97 persen akan digunakan untuk ekspansi usaha, 2 persen digunakan untuk investasi infrastruktur Teknologi Informasi, dan sisanya sebesar 1 persen digunakan untuk pengembangan di Sumber Daya Manusia," kata Direktur Kepatuhan sekaligus Sekretaris Perusahaan Bank Jago, Tiit Siat Fun, melalui keterbukaan informasi, Jumat (26/2).
Ekspansi usaha yang direncanakan oleh perseroan didukung oleh bisnis partnership lending melalui unit Business Finance Solution dan unit SME Banking dari sisi kredit. Sementara itu untuk pendanaan didukung oleh unit Wholesale Funding serta Service & Distribution yang membawahi semua jaringan kantor yang ada.
Unit Business Finance Solution, SME Banking, Wholesale Funding serta Service & Distribution adalah lini usaha yang sudah terbentuk dan telah beroperasi. Dalam rangka transformasi menjadi bank digital, inisiatif-inisiatif yang berkaitan dengan pengembangan layanan Digital Banking dikelola Direktorat Life Finance Solution yang didukung oleh unit Teknologi Informasi.
Layanan Digital Banking (Layanan Perbankan Digital) yang dinamakan sebagai Life Finance Solution akan segera diluncurkan ke publik. Perseroan juga akan mengembangkan bisnis keuangan syariah melalui Unit Usaha Syariah (UUS), yang saat ini sedang dalam proses persetujuan oleh regulator.
"Perseroan akan mengembangkan sistem, teknologi dan infrastruktur untuk digital banking yang melayani segmen ritel, SME, individual dan nasabah syariah," terang Tiit.