Kamis 15 May 2025 10:56 WIB

Deposito Digital Tumbuh 41,6 Persen, Krom Bank Dilirik Generasi Muda

Pertumbuhan deposito digital Krom Bank mencapai 41,6 persen.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Ahmad Fikri Noor
Layanan Krom Bank.
Foto: Krom Bank
Layanan Krom Bank.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pertumbuhan deposito digital Krom Bank mencapai 41,6 persen secara year-to-date per Maret 2025. Capaian ini mencerminkan pergeseran perilaku keuangan masyarakat, khususnya generasi muda, yang kini lebih memilih produk perbankan berbasis aplikasi karena kemudahan akses, keamanan, dan fleksibilitasnya.

Krom Bank, bagian dari Kredivo Group, menawarkan bunga deposito hingga 8,75 persen per tahun. Nasabah dapat mulai menabung hanya dengan Rp 100.000 dan memilih tenor mulai dari 14 hingga 180 hari. Melalui fitur pos deposito, pengguna juga bisa mengatur hingga 20 tujuan keuangan sekaligus, seperti dana darurat, biaya pendidikan, atau tabungan pernikahan.

Baca Juga

“Kondisi ekonomi saat ini menuntut masyarakat untuk lebih selektif memilih instrumen investasi. Deposito dari bank digital mampu menjawab kebutuhan itu dengan skema imbal hasil tetap dan fleksibilitas tenor. Ini memberikan kepastian di tengah pasar yang fluktuatif,” ujar Presiden Direktur PT Krom Bank Indonesia Tbk, Anton Hermawan, beberapa waktu lalu.

Seluruh proses dilakukan secara digital melalui aplikasi, tanpa perlu ke kantor cabang. Inilah daya tarik utama bagi generasi digital yang mengutamakan kecepatan dan kemudahan. Aspek keamanan juga diperkuat. Krom Bank telah bersertifikasi ISO 27001:2022 dan menggunakan sistem pengamanan berlapis, mulai dari PIN, OTP, hingga kata sandi.

“Dengan pendekatan ini, nasabah tidak perlu khawatir akan aspek keamanan ketika menggunakan layanan deposito di Krom Bank,” tambah Anton.

Kinerja keuangan Krom Bank pun mencerminkan ekspansi agresif berbasis digital. Total aset naik 83 persen menjadi Rp 6,65 triliun sepanjang 2024. Penyaluran kredit melonjak 131 persen menjadi Rp 4,25 triliun, didukung oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang naik hampir sembilan kali lipat menjadi Rp 3,16 triliun dari hanya Rp 348 miliar pada 2023.

Menurut Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, bank digital akan terus mendominasi industri perbankan ke depan. “Tidak mungkin bank tidak mengembangkan layanan digital. Ini adalah tahap awal dari persaingan perbankan di era digital. Bank yang tidak bertransformasi akan kalah bersaing di masa depan,” katanya.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga mencatat tren positif dalam industri perbankan nasional. DPK tumbuh 4,75 persen per Maret 2025, dengan rasio kecukupan modal (CAR) yang terjaga di level 25,43 persen. OJK terus mendorong digitalisasi industri melalui sandbox inovasi teknologi dan penguatan regulasi.

Riset Ipsos memperkirakan transaksi bank digital akan tumbuh 52,3 persen sepanjang 2025. Peningkatan ini ditopang lonjakan transaksi BI-Fast yang naik 34,1 persen. Namun, tantangan tetap ada, termasuk rendahnya literasi keuangan di kalangan muda serta kebiasaan konsumtif yang masih tinggi.

Meski demikian, kehadiran bank digital seperti Krom menawarkan solusi keuangan yang tidak hanya aman, tetapi juga relevan dengan kebutuhan gaya hidup modern. Produk deposito kini bukan sekadar tabungan, melainkan bagian dari ekosistem finansial digital yang terus berkembang bersama generasi masa depan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement