REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan pandemi membuat pusing seluruh negara lantaran tidak pernah menduga akan terjadi seperti ini. Hal ini begitu berbeda saat awal 2020 yang mana dunia optimisme akan terjadi perbaikan ekonomi menyusul mulai redanya perang dagang antara AS dengan China serta dimulainya masa transisi Brexit.
"Februari dan Maret saat Covid-19 terjadi mulai mengubah optimisme dan arah ekomomi global dan Indonesia secara drastis," ujar Suahasil dalam Webinar Forum Diskusi Salemba 46 bertajuk "Outlook Perekonomian Indonesia 2021" di Jakarta, Sabtu (30/1).
World Economic Forum (WEF) mencatat terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi dunia hingga minus tiga persen. Hal ini berbanding terbalik dengan pertumbuhan ekonomi dunia yang masih berada di angka tiga persen pada awal 2020.
"Kalau direfleksikan ke Indonesia, mungkin Juni, Mei, kita tutup pintu di rumah saja, tidak kemana-mana. Ini yang menyebabkan outlook pertumbuhan ekonomi dunia Juni minus 4,9 persen oleh IMF. Setelah itu mungkin ada sedikit perbaikan tapi tidak naik," ucap dia.
Pemerintah, kata Suahasil, mengetahui terjadinya perubahan yang drastis lantaran terhentinya banyak aktivitas ekonomi akibat pandemi, mulai dari konsumsi, ekspor-impor, hingga investasi. Pemerintah pun telah menyusun proyeksi perekonomian sebelum menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Covid-19.
"Tidak bisa konsumsi, investasi, ekspor-impor, dengan begitu kita tahu APBN harus menjadi sumber pertumbuhan, meski konsumsi turun dan orang berkurang bayar pajaknya tapi belanja negara tidak boleh turun," lanjutnya.