Rabu 23 Dec 2020 22:10 WIB

Asosiasi Komponen Kapal Dorong Peningkatan TKDN

Industri galangan kapal diharapkan dapat memaksimalkan komponen lokal.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Satria K Yudha
Sejumlah pekerja memproduksi kapal di sentra industri galangan kapal di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Selasa (6/10/2020).
Foto: Antara/Harviyan Perdana Putra
Sejumlah pekerja memproduksi kapal di sentra industri galangan kapal di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Selasa (6/10/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  -- Perkumpulan Industri Komponen Kapal Indonesia (PIKKI) akan meningkatkan kerja sama dengan berbagai pihak pada tahun depan. Program ini menjadi salah satu dari dua program prioritas asosiasi yang bertujuan mendorong penggunaan komponen lokal. 

Melalui kerja sama, PIKKI berharap dapat mengantongi maker list products dari Pusat Desain dan Rekayasa Kapal Nasional (National Ship Design and Engineering Center (NaSDEC), Terafulk Megantara Design atau pihak lain yang berkecimpung dalam bidang desain dan rekayasa kapal. Ketua Umum PIKKI Eki Komaruddin menyebutkan, program prioritas kedua adalah mendorong keterlibatan asosiasi dalam control self assessment (CSA) pada setiap pembangunan kapal baru.

"Sehingga penyerapan komponen lokal lebih optimal lagi ketimbang memasukkan harga komponen impor," katanya dalam siaran pers, Rabu (23/12). 

Dengan menggandeng NaSDEC dan Terafulk, Eki menjelaskan, industri atau galangan kapal dapat lebih maksimal lagi memakai produk lokal yang diwakili oleh PIKKI. Eki mengakui, masih ada kesulitan ketika memasukkan harga ke sistem Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE). Pasalnya referensi harga komponen PIKKI belum masuk di LPSE tersebut. "Oleh karena itu, perlu maker list product yang dikeluarkan oleh NaSDEC dan Terafulk," ujarnya.

Sementara itu, Koordinator PIKKI Batam Iqbal menambahkan, PIKKI akan rutin bersilaturahim ke para pemangku kepentingan perkapalan, di antaranya TNI Angkatan Laut, Bea dan Cukai, KKP, Korpolairud, Pertamina, dan Kemenhub. Untuk membangun kapal baru, Iqbal menambahkan, shipowner akan mendatangi desainer kapal dan hasil kerja sama keduanya akan terbentuk maker list product.

"Di awal perencanaan inilah PIKKI seharusnya sudah mulai masuk dan mengunci komponen apa saja nantinya yang bisa dipasok," ucapnya. 

Sedangkan untuk program prioritas kedua, pihaknya berharap dapat dilibatkan dalam proses pengawasan penggunaan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN). Termasuk pagu untuk belanja komponen setiap ada pengerjaan kapal baru karena selama ini tidak pernah ada audit oleh tim user dan galangan. Dampaknya ada area abu-abu yang bisa menimbulkan tidak perlu melakukan pembelian dari industri dalam negeri.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement