Ahad 26 Nov 2023 09:16 WIB

Proyek Pabrik Pupuk Papua Bakal Serap 10 Ribu Tenaga Kerja

Potensi kontribusi melalui TKDN proyek ini capai Rp 10 triliun.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Lida Puspaningtyas
Presiden Joko Widodo bersama Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Rahmad Pribadi (kedua kanan), Menteri Investasi Bahlil Lahadalia (kedua kiri), dan Direktur Utama PT Pupuk Kaltim Budi Wahju Soesilo saat peresmian peletakan batu pertama pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) Kawasan Industri Pupuk, di Fakfak, Papua Barat, Kamis (23/11/2023). PSN Kawasan Industri Pupuk di Fakfak adalah kawasan industri pupuk pertama dalam 40 tahun terakhir, dengan kapasitas produksi pupuk Urea sebesar 1.150.000 ton per tahun dan amonia 825.000 ton per tahun. Dengan dibangunnya kawasan industri pupuk ini akan memperkuat posisi Pupuk Indonesia sebagai penyedia pupuk terbesar di Asia Pasifik, Timur Tengah, dan Afrika Utara.
Foto: Dok Republika
Presiden Joko Widodo bersama Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Rahmad Pribadi (kedua kanan), Menteri Investasi Bahlil Lahadalia (kedua kiri), dan Direktur Utama PT Pupuk Kaltim Budi Wahju Soesilo saat peresmian peletakan batu pertama pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) Kawasan Industri Pupuk, di Fakfak, Papua Barat, Kamis (23/11/2023). PSN Kawasan Industri Pupuk di Fakfak adalah kawasan industri pupuk pertama dalam 40 tahun terakhir, dengan kapasitas produksi pupuk Urea sebesar 1.150.000 ton per tahun dan amonia 825.000 ton per tahun. Dengan dibangunnya kawasan industri pupuk ini akan memperkuat posisi Pupuk Indonesia sebagai penyedia pupuk terbesar di Asia Pasifik, Timur Tengah, dan Afrika Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Pupuk Indonesia (Persero) melalui anak usahanya, PT Pupuk Kalimantan Timur, memulai pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) Kawasan Industri Pupuk di Kabupaten Fakfak, Papua Barat, Kamis (23/11/2023). Selama masa konstruksi, proyek ini diperkirakan akan menyerap sekitar 10 ribu tenaga kerja hingga rampung pada 2028 mendatang.

“Proyek ini akan menyerap tenaga kerja sebanyak 10.000 orang selama masa konstruksi dan 400 orang saat beroperasi,” kata Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (25/11/2023).

Baca Juga

Rahmad menambahkan, potensi kontribusi pertumbuhan ekonomi domestik melalui penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di proyek ini akan mencapai sekitar Rp 10 triliun. Sementara kontribusi bagi pendapatan daerah diperkirakan mencapai Rp 15 miliar per tahun.

"Keberadaan kawasan industri pupuk ini akan memiliki dampak terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia Timur. Kawasan industri pupuk ini nantinya juga dapat memberikan kontribusi positif dengan mendorong tumbuhnya bisnis pendukung kawasan sekitar sebesar Rp 650 miliar per tahun," kata Rahmad.

Lebih lanjut, ia menjelaskan proyek pabrik pupuk ini merupakan yang pertama kali sejak 40 tahun terakhir pabrik pupuk dibangun di Indonesia. pembangunan kawasan industri pupuk pertama di Indonesia dimulai di Palembang pada tahun 1959, kemudian di Gresik (1972), Cikampek (1975), dan Bontang (1977).

Sementara Indonesia terakhir kali membangun industri pupuk pada tahun 1982 di Aceh. Di kawasan ini, akan dibangun pabrik dengan kapasitas produksi pupuk Urea sebesar 1.150.000 ton per tahun serta ammonia 825.000 ton per tahun.

Dengan tambahan kapasitas tersebut, lanjut Rahmad, keberadaan kawasan industri pupuk baru di Papua Barat ini akan memperkuat posisi Pupuk Indonesia sebagai perusahaan penyedia pupuk terbesar di Asia Pasifik, Timur Tengah dan Afrika Utara.

Lebih lanjut Rahmad juga menjelaskan bahwa kawasan industri pupuk ini juga akan memberikan banyak manfaat bagi masyarakat Indonesia Timur, pemerintah, dan negara.

Adapun pabrik pupuk Urea ini ditargetkan akan mulai berproduksi pada awal tahun 2028. Di mana proyek dijalankan oleh Pupuk Kalimantan Timur yang merupakan  salah satu anggota holding dari Pupuk Indonesia.

"Pabrik ini dibangun melalui pendekatan ESG, yaitu pemanfaatan teknologi baru yang lebih rendah karbon, serta ramah lingkungan," ujar Rahmad.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement