REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kedua operator bandara yakni PT Angkasa Pura (AP) I (Persero) dan PT Angkasa Pura (AP) II (Persero) memprediksi terjadi peningkatan penumpang pada libur panjang akhir Oktober 2020. Vice President Corporate Secretary AP I Handy Heryudhitiawan memprediksi puncak mudik akan terjadi pada awal libur panjang.
"Jadi menurut kami, biasanya pada tanggal-tanggal awal di penerbangan perdana cukup padat. Pada 28 Oktober, penerbangan pagi cukup padat," kata Handy dalam konferensi video, Senin (26/10).
Handy mengatakan peningkatan penumpang juga diprediksi akan meningkat pada akhir pekan ini. Dia mengatakan pada Ahad (2/11) dan Senin (3/11) pagi akan dipadati penumpang.
Sementara itu, Direktur Pemasaran dan Pelayanan AP I Devy Suradji menuturkan dari pantauan platform penjualan tiket pesawat secara daring juga terlihat adanya peningkatan penumpang. Devy mengatakan penerbangan sudah mulai penuh.
"Citilink sudah full book. Batik Air dan Lion Air masih ada. Peak harga tertinggi sudah terjadi pada 1 November 2020," ujar Devy.
Devy melihat begitu harga tiket terlihat tinggi, biasanya menandakan kapasitas kursi yang kosong sudah mulai sedikit. Untuk itu, Devy memastikan AP I tetap melakukan adaptasi dan persiapan untuk menghadapi kapan penumpang naik dan turun.
"27 Oktober malam dan 28 Oktober, lalu 1 November sudah standby di bandara. Kemungkinan membludak orang pulan 1 November 2020," jelas Devy.
Devy mengatakan, libur panjang akhir pekan ini diperkirakan sudah ada peningkatan 29 persen secara nasional. Jika hal tersebut tercapai maka peningkatan penumpang bisa terjadi di bandara AP I pada akhir tahun mencapai 40 persen.
Sementara itu, AP II memastikan akan mengantisipasi lonjakan penumpang saat libur panjang akhir Oktober 2020. Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin mengatakan tetap memperketat penerapan regulasi operasional bandara saat masa pandemi Covid-19.
Terlebih, Awaluddin menilai libur panjang akhir Oktober 2020 juga akan dipengaruhi dengan adanya stimulus penerbangan dari pemerintah. Stimulus tersebut diberikan kepada penumpang pesawat melaui penghapusan biaya aiport tax di 13 bandara sehingga membuat harga tiket lebih murah.
“Karena ini (stimulus) baru dan minggu depan sudah libur panjang banyak yang sudah beli tiket. Prediksi kami akan ada peningkatan tujuh sampai sembilan persen penumpang setelah ada stimulus,” kata Awaluddin dalam diskusi virtual, Sabtu (24/10).
Agar tidak terjadi penumpukan penumpang di bandara, Awaluddin menegaskan AP II tetap melakukan penyesuaian kapasitas. Khususnya penyesuaian utilitas untuk gedung terminal dan ruang udara di bandara.
“Patokan kita saat waktu sibuk, kapasitas harus 50 persen tidak boleh lebih. Sehingga ini berdampak pada utilitas gedung terminal dan sisi udara,” tutur Awaluddin.