REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 19 persen pada kuartal tiga 2020. Laba bersih perusahaan naik dari Rp 115 miliar pada periode sama tahun lalu menjadi sebesar Rp 136 miliar.
Chief Executive Officer Generali Edy Tuhirman mengatakan pendapatan premi perusahaan sebesar Rp 1,7 triliun atau turun empat persen pada kuartal tiga 2020. Penurunan itu dipengaruhi rata-rata nilai premi yang dihimpun relatif lebih kecil dibanding situasi normal.
"Profit kita naik 19 persen, jadi setelah pajak pada kuartal III tahun kemarin itu Rp 115 miliar, sekarang ada di Rp 136 miliar. Jadi kita pada kondisi yang sangat baik sekali. Dari sisi RBC kita juga ada peningkatan, solvabilitas ada di angka 393 persen. Jadi kita pada posisi yang sangat kuat," ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (22/10).
Menurutnya agen masih menjadi tulang punggung untuk memasarkan produk-produk Generali. Kanal distribusi itu menyumbang 66 persen dari premi yang dihimpun perseroan sampai saat ini.
“Saat pandemi kinerja para agen pemasar tidak terganggu bahkan mencatatkan peningkatan produktivitas,” ucapnya.
Edy mengaku pandemi Covid-19 yang menggerus daya beli masyarakat memaksa pembelian premi lebih banyak dengan nilai yang lebih kecil. "Kalau tidak ada Covid-19 tentu penjualan kita akan naik, karena rata-rata pembelian preminya rendah yang penting kita polis (dengan nilai) kecil-kecil tapi banyak," ucapnya.
Generali meluncurkan produk asuransi berbasis unit link yakni GenSMART dengan fitur unik yang dapat memberikan tiga kali lipat perlindungan lebih optimal. Produk itu khusus dirancang untuk nasabah maupun masyarakat yang sudah memiliki polis asuransi unit link dan ingin meningkatkan nilai proteksi yang dimilikinya.
“Produk asuransi tersebut setidaknya memiliki tiga fitur dan manfaat yang optimal diantaranya fitur SMART Start yakni alokasi dana investasi yang lebih besar di periode awa polis berjalan. Maka begitu, nilai investasi yang terbentuk dapat lebih optimal dan proteksi lebih terjaga,” ucapnya.
Selanjutnya fitur SMART Allocation, adalah tambahan investasi sampai dengan delapan persen setiap tahunnya dari premi yang dibayarkan. Hal ini produk unit link memang turut diperkenankan bagi perusahaan asuransi memberikan garansi imbal hasil.
Fitur SMART Future merupakan manfaat tunai sampai dengan 100 persen dari uang pertanggungan (UP) yang bisa nasabah dapatkan saat mencapai usia 85 tahun. Adanya manfaat tersebut, diharapkan nasabah tetap memiliki dana yang cukup untuk menjalani masa tuanya.
Untuk mengelola unit link Generali, perusahaan didukung kehadiran RoboARMS. Layanan tersebut mengelola investasi yang ada di dalam produk unit link sesuai dengan kondisi pasar serta melakukan serangkaian langkah adaptif secara 24 jam.
Adapun selain fitur dan manfaat tersebut, produk itu juga dilengkapi manfaat tambahan seperti kesehatan dan penyakit kritis. Proteksi seperti itu tentunya sangat penting untuk dimiliki nasabah masa pandemi.
Dari sisi lain, Generali turut menghadirkan aplikasi digital iPropose. Nasabah dapat dengan mudah melakukan konsultasi finansial dengan tenaga pemasar Generali dan mengidentifikasi dan memilih kebutuhan proteksi.
iPropose juga menawarkan rasa nyaman dan tenang bagi nasabah dalam bertransaksi dengan adanya verifikasi pada pengajuan, persetujuan polis, serta pembayaran premi melalui ponsel pribadi tanpa batasan waktu dan tempat.
iPropose memfasilitasi nasabah dengan 11 ribu tenaga pemasar profesional Generali untuk melakukan interaksi tanpa bertatap muka. Hal ini karena pada saat pandemi menjadi tantangan tersendiri bagi nasabah untuk dapat menjangkau proteksi yang dibutuhkan.
“Masa pandemi membuat sebagian besar gaya hidup masyarakat berganti, dari yang tadinya sebagian besar adalah dengan interaksi fisik atau tatap muka menjadi serba virtual,” ucapnya.