Selasa 20 Oct 2020 05:18 WIB

Sri Mulyani: Ekonomi Indonesia Menuju Tren Perbaikan

PSBB di Jakarta pada September sedikit berdampak terhadap ekonomi.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Warga beraktivitas di Taman Lapangan Banteng, Jakarta, Ahad (18/10). Pemprov DKI Jakarta mulai membuka 16 taman kota di masa PSBB transisi dengan jumlah pengunjung hanya 25 persen dari kapasitas maksimum.Prayogi/Republika.
Foto: Prayogi/Republika
Warga beraktivitas di Taman Lapangan Banteng, Jakarta, Ahad (18/10). Pemprov DKI Jakarta mulai membuka 16 taman kota di masa PSBB transisi dengan jumlah pengunjung hanya 25 persen dari kapasitas maksimum.Prayogi/Republika.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut ekonomi Indonesia sudah menunjukkan tren pemulihan pada kuartal ketiga tahun ini. Perbaikan sudah mulai terlihat sejak kuartal kedua meski sebagian besar masyarakat masih beraktivitas dari rumah atau Work From Home (WFH). 

"Kalau kita lihat mobilitas masyarakat kelihatan bahwa sudah terjadi tren perbaikan pada bulan antara Juli sampai dengan Agustus dan bertahan di bulan September," kata Sri dalam acara Capital Market Summit Expo (CMSE), Senin (19/10). 

Sri berharap, momentun pemulihan ini dapat terus terjaga. Sri mengakui pengetatan kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta pada pertengahan September lalu memberikan dampak terhadap beberapa aktivitas ekonomi sehingga tren perbaikan sempat melemah.

Dalam situasi saat ini, Sri mengatakan, kondisi perekonomian di Indonesia masih relatif cukup baik. Sebagai perbandingan, sebagian besar negara-negara di Eropa mengalami kontraksi bahkan di atas 20 persen pada kuartal kedua. Spanyol tumbuh minus 21,1 persen dan Inggris kontraksi 21,7 persen. 

Di kuartal ketiga, Spanyol diproyeksi masih akan terkontraksi di atas 12 persen sedangkan Inggris terkontraksi di atas 10 persen. Di deretan negara tetangga, pertumbuhan ekonomi juga mengalami kontraksi yang lebih dalam dari Indonesia. 

Malaysia, Thailand, Singapura, dan Filipina mengalami kontraksi di atas 10 persen. Untuk Kuartal ketiga, negara-negara tersebut masih menghadapi kontraksi yang sangat dalam di atas 4 persen. 

Sri optimistis ke depannya tren perbaikan di Indonesia akan terus berlanjut. Ia memproyeksikan ekonomi Indonesia di kuartal ketiga masih akan terkoreksi dalam kisaran minus 1,7 persen hingga minus 0,6 persen. Meski demikian, pertumbuhan tersebut akan lebih baik dibandingkan kuartal kedua yang kontraksi 5,3 persen. 

"Kita relatif dalam situasi yang cukup baik meskipun ini tentu tidak membuat kita terlena. Kita tetap berusaha untuk mengembalikan perekonomian kita kepada zona positif," tutur Sri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement