REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Reputasi stabilitas ekonomi Indonesia yang telah dibangun dengan susah payah kini menghadapi tantangan serius. Menurut kolumnis opini Bloomberg, Daniel Moss, berbagai persoalan ekonomi seperti defisit pendapatan, pelemahan mata uang, dan penurunan harga konsumen, menguji ketahanan ekonomi negara.

Sorotan utama tertuju pada Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, yang dianggap sebagai sosok stabil. Namun, kemampuannya dalam menggalang dana di pasar internasional terhambat oleh inkonsistensi kebijakan pemerintah dan intervensi dari Presiden terpilih, Prabowo Subianto.

"Reputasi stabilitas Indonesia sedang diuji karena tantangan ekonomi, termasuk kekurangan pendapatan, melemahnya mata uang, dan penurunan harga konsumen," tulis Daniel Moss dalam kolomnya.

Selain itu, independensi Bank Indonesia juga menjadi sorotan. Keputusan terbaru bank sentral, termasuk pemangkasan suku bunga pinjaman yang mengejutkan, menambah ketidakpastian pasar dan kekhawatiran akan masa depan ekonomi Indonesia.

Daniel Moss menekankan, meskipun Sri Mulyani Indrawati telah menegaskan ia akan tetap berada di posisinya, stabilitas ekonomi tidak boleh hanya bergantung pada satu individu. Pendekatan mendasar terhadap anggaran, suku bunga, dan komunikasi dengan investor memiliki peran yang lebih krusial.

"Menteri berkualitas penting, tetapi pendekatan mendasar terhadap anggaran dan suku bunga, dan pesan-pesan yang diterima oleh investor, lebih penting," kata Moss.

Jika dikalibrasi dengan benar, menurut Daniel Moss, kebijakan-kebijakan seharusnya mampu bertahan dari siklus pergantian personel yang merupakan ciri alami dari pemerintahan di mana pun. "Akankah Indonesia seberuntung itu?" ujarnya.

Ikuti Whatsapp Channel Republika